HPN, Ibu-ibu Bhayangkari Cabang Kuningan Belajar Jurnalistik

HPN, Ibu-ibu Bhayangkari Cabang Kuningan Belajar Jurnalistik
BELAJAR JURNALISTIK: Para istri polisi Bhayangkari Cabang Kuningan mengikuti pelatihan jurnalistik dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di pelataran Lapang Tembak Mapolres, Kamis (9/2).
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Momentum peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Kabupaten Kuningan disemarakkan dengan kegiatan pelatihan jurnalistik atau menulis berita dan konten video bagi para istri polisi dari Bhayangkari Cabang Kuningan, Kamis 9 Februari 2023.

Bertempat di pelataran Lapangan Tembak Mapolres Kuningan, acara pelatihan jurnalistik tersebut menghadirkan wartawan senior yang sehari-hari bertugas meliput di wilayah Kuningan, Iyan Irwandi dan Candra Kurnia, sebagai narasumber.

Selain memberikan materi keilmuan jurnalistik, peserta pelatihan juga mendapat wawasan tambahan mengenai pengambilan video. Bahkan usai sesi materi, peserta diarahkan untuk menjalani uji praktek lapangan di kawasan Mapolres Kuningan.

Baca Juga:Kenalkan Kuningan, Bupati Acep Ajak Dubes untuk InvestasiWahai Umat Islam! Harap Salat Gaib untuk Korban Gempa Turki

Dalam paparannya Iyan Irwandi menyebutkan, peran media massa sangat berpengaruh dalam memberikan edukasi bagi masyarakat. Namun media massa dalam pemberitaan harus berimbang, sehingga tidak melanggar kode etik jurnalistik.

“Ketika harus memberitakan sesuatu, maka wajib berimbang. Tidak menulis pemberitaan atas dasar opini diri sendiri, melainkan sesuai dengan keterangan dari narasumber terkait,” ucapnya.

Selain itu, lanjutnya, pemberitaan sebaiknya memiliki unsur 5W+1H. Sebab akan lebih memperjelas informasi yang disampaikan kepada masyarakat, sehingga tidak membuat bingung pembaca.

Sementara Candra Kurnia menjelaskan kaitan dengan pengambilan foto dan video. Paling penting, foto maupun video yang diambil dapat menceritakan kondisi yang ingin dikabarkan kepada orang lain.

“Ada beberapa teknik pengambilan video seperti long shoot, medium shoot, dan close up. Misalnya begini, saat mengambil video dari sebuah ruangan kita ambil dulu secara keseluruhan dari peserta yang hadir,” ucapnya.

Usai itu, kata Candra, saat pengambilan video berikutnya fokus pada peserta tertentu yang dianggap menarik. Termasuk jika ingin mengambil video narasumber, maka harus diambil dari posisi jarak cukup dekat.

“Setiap video yang diambil minimal hanya 7 detik saja. Karena video itu akan memasuki proses editing, sehingga memudahkan editor saat melakukan edit video,” imbuhnya.

0 Komentar