Inilah yang Menjadi Kendala Normalisasi Sungai di Kota Cirebon

Kendala utama dalam pelaksanaan normalisasi sungai di Kota Cirebon adalah kesulitan akses alat berat.
Kendala utama dalam pelaksanaan normalisasi sungai di Kota Cirebon adalah kesulitan akses alat berat.
0 Komentar

CIREBON, RADARCIREBON.ID – Salah satu kendala utama dalam pelaksanaan normalisasi sungai di Kota Cirebon adalah kesulitan akses alat berat akibat bangunan yang berdiri di sepanjang bantaran sungai.

“Kami mengajak masyarakat untuk tidak mendirikan bangunan di bantaran sungai dan menghindari pembuangan sampah sembarangan,” ungkap Bagus Toni Umbara SE, Kepala Bidang Pelayanan Sumber Daya Air pada DPUTR Kota Cirebon, di ruang kerjanya pada hari Selasa 11 Juni 2024.

Normalisasi sungai menjadi salah satu program prioritas Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cirebon untuk tahun 2024. Hingga saat ini, DPUTR telah melaksanakan normalisasi sungai di beberapa wilayah rawan banjir.

Baca Juga:Hati-hati Beli Hewan Kurban, Dari Pemeriksaan 304 Ekor Ada 98 yang Belum Cukup UmurBanyak Orang Mampu Gunakan BPJS PBI, Dinsos Didesak untuk Verifikasi Ulang 

Toni menyatakan bahwa target tahun ini adalah normalisasi pada 16 dari 25 sungai yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Kota Cirebon.

“Kami telah merencanakan normalisasi sungai, dan kami berharap dapat menyelesaikan target yang telah ditetapkan,” katanya.

Sebanyak sembilan sungai telah dinormalisasi, antara lain Sungai Saluran Cimanggu, Sungai Kebat, Sungai Kalitanjung, Sungai Sijarak 2, Sungai Cipadu, anak Sungai Sijarak, Sungai Sijarak 1, Sungai Ledeng, dan Sungai Kebat. Sedangkan tujuh sungai lainnya yang akan dinormalisasi meliputi Sungai Langensari, Sungai Sontong, Sungai Kedung Pagak, Sungai Surapandan 1, Sungai Kedungmenjangan, Sungai Pengampaan, dan Sungai Cikenis.

“Normalisasi sungai dilakukan berdasarkan aduan dari masyarakat dan hasil survei langsung di lokasi,” jelasnya.

Hingga saat ini, kendala yang dihadapi adalah sulitnya akses alat berat ke sungai karena bangunan yang menghalangi di sepanjang bantaran sungai. Selain itu, sedimentasi yang tebal juga disebabkan oleh perilaku buruk masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai.

Toni berharap bahwa normalisasi sungai akan meningkatkan aliran air dari hulu ke hilir dan mampu menampung air yang datang dari hulu ke sungai di Kota Cirebon. Dengan demikian, banjir di wilayah rawan dapat dicegah sejak dini.

“Kami berharap bahwa banjir di wilayah rawan dapat dicegah ketika memasuki musim penghujan nanti,” pungkasnya. (ade)

 

 

0 Komentar