Iran Protes Arab Saudi Soal Kebijakan Haji

Iran Protes Arab Saudi Soal Kebijakan Haji
RAPID TEST MASSAL: Mabes Polri melalui Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) melakukan 1.000 rapid test massal di arena Car Free Day (CFD) usai kembali dibukanya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), Minggu (21/6). Pemeriksaan rapid test ini juga dalam rangka HUT Bhayangkara ke-74 dan HKGB ke-68. --OTO: ADEK BERRY/AFP
0 Komentar

JAKARTA – Pemerintah Iran memprotes keputusan sepihak yang diambil Arab Saudi terkait menggelar ibadah haji secara terbatas di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Menurutnya, dengan kebijakan seperti itu, praktis membuat hanya penduduk dan orang-orang yang tinggal di Arab Saudi saja yang bisa menunaikan haji tahun ini.
“Arab Saudi seharusnya mendengarkan pandangan dari negara mayoritas Islam lainnya dan bisa mengambil kesimpulan dari kerja sama mereka dalam memecahkan masalah di tengah situasi pandemi,” demikian isi pernyataan Organisasi Haji Iran, seperti dilansir Middle East Monitor, Jumat (26/6).
“Kami berharap, pemerintah Saudi mengurus persoalan ibadah haji pada tahun ini dengan cara yang lebih baik,” sambung pernyataan tesebut.
Organisasi Haji Iran menyatakan, pihaknya sudah mempersiapkan diri untuk bisa memberangkatkan jamaah calon haji, serta membuat panduan supaya jamaah calon haji mereka tetap terlindung dari virus corona.
“Iran dan Arab Saudi sudah meneken kesepakatan akan mengurus sebanyak 87.500 jamaah haji yang ditargetkan berangkat pada tahun ini,” tulis pernyataan tersebut.
Kepala Organisasi Haji Iran, Rida Rashidian menyatakan, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi tidak membalas pesan yang dia kirimkan terkait persoalan haji tersebut.
Terpisah, Asosiasi Islam China menyatakan, umat muslim setempat tidak akan melaksanakan ibadah haji tahun ini, karena Covid-19. Seperti dilansir Xinhua, mereka menyatakan meski China sudah berupaya mencegah penyebaran virus corona, tetapi wabah itu masih menyebar dan belum bisa terkendali.
Arab Saudi menyatakan, membatasi jumlah jamaah yang bisa beribadah haji tahun ini, sebanyak 1.000 orang dan harus berusia di bawah 65 tahun. Mereka juga akan menerapkan pengawasan ketat, dan jemaah akan dikarantina sebelum dan sesudah melaksanakan ibadah haji. (der/fin)
 

0 Komentar