IRT Kurangi Pembelian Beras, Ini Sebabnya

harga-beras-cirebon
Zakat fitrah dengan beras 2,5 Kg atau senilai dengannya, di Kuningan ditetapkan besarannya Rp 30.000 per jiwa. Dok/Radarcirebon.id.
0 Komentar

CIREBON, RADARCIREBON.ID – Meski Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan jika Jawa Barat surplus beras tapi ibu-ibu di Kabupaten Cirebon mengurangi pembelian beras.

Pasalnya, harga beras saat ini melambung tinggi sedangkan daya beli meraka cenderung menurun.

Seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Liyana (35), warga Desa Prajawinangun, Kecamatan Kaliwedi menyatakan, saat ini harga beras sangat tinggi.

Baca Juga:Manisnya Paduan Kopi Susu dan Tape Bakung, Ada 2 Rasa Manis di LidahHeboh, Perempuan Lansia Tertangkap Tangan Curi 2 Karung Beras

Sehingga dirinya mengurangi pembelian beras. Dikatakan Liyana, biasanya membeli beras dalam kemasan 25 kg untuk konsumsi selama satu bulan.

Namun, harga beras kali ini sedang naik. Sehingga, Ia terpaksa membeli beras dengan kemasan  10 kilogram (kg).

Diungkapkannya, harga beras yang kemasan 25 Kg sudah mencapai 260.000 sampai Rp 270.000. Dengan harga  itu, Liyana lebih memilih membelanjakan uangnya untuk keperluan lain. Untuk beras, Ia hanya belanja 10 kg.

“Sekarang belinya 10 kg saja, harga sekitar Rp 115.000. Itu sudah murah. Kalau beli per kilo, harga Rp 12.000. Harga beras sekarang suda naik, terasa sekali pengeluarannya kalau beli banya,” kata Liyana, kemarin.

Hal serupa juga dirasakan oleh Wulan (50), warga Kecamatan Sumber. Ia juga terpaksa harus membeli beras dengan jumlah lebih sedikit dari sebelumnya.

Yakni kemasan yang ukuran 5 kg sampai 10 kg. Hal itu, disebabkan karena kenaikan harga beras saat ini.

“Biasanya saya beli yang kualitas medium, harga Rp 9.000 per kilo. Tetapi sekarang, naik jadi Rp 11.000. Memang kecil, tetapi kalau beli banyak kerasa juga. Jadi saya kurangi beli dan porsi makannya,” ungkapnya.

Baca Juga:Jadwal Samsat Keliling Cirebon, 27 dan 28 Januari 2023, Ini KeuntungannyaBegini Cara Supaya Anak Tidak Terjerumus Berandalan Bermotor

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan penelitian dan penelusuran terkait naiknya harga beras. Ia akan intervensi karena,  Jawa Barat surplus beras.

“Sedang melakukan penelitian terkait kenaikan harga beras. Harusnya Jawa Barat kan surplus ya. Surplus kita pertahun 1,5 juta ton,” kata pria yang biasa disapa Kang Emil.

Ia juga menolak impor beras ke Jawa Barat. Menurutnya, kebijakan impor di Jawa Barat dianggap kurang tepat karena beras yang dihasilkan dari tanah jawa barat berlebih.

0 Komentar