Jalur Pendakian Dibuka

Reaktivasi-Gunung-Ciremai
0 Komentar

KUNINGAN – Jalur pendakian Gunung Ciremai yang sempat ditutup cukup lama akibat pandemi Covid-19, akhirnya kembali dibuka mulai hari ini, Sabtu (8/8).
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kuswandono mengatakan, reaktivasi dua aktivitas bermalam di Gunung Ciremai yakni berkemah dan pendakian diumumkan secara resmi sejak dua hari lalu. Namun demikian, ada beberapa ketentuan yang harus dipatuhi oleh wisatawan yang ingin menginap atau mendaki di kawasan Ciremai.
“Diperbolehkan kegiatan berkemah dan pendakian selama dua hari satu malam mulai besok, Sabtu (8/8), namun ada syarat dan ketentuan. Selain itu, jalur yang dibuka hanya yang berada di wilayah Kabupaten Kuningan, sedangkan yang masuk wilayah Majalengka masih kita tutup sesuai instruksi Pemkab Majalengka,” tandasnya.
Dia menjelaskan, penyelenggaraan wisata alam kegiatan berkemah dan pendakian hanya dibuka untuk kuota 30 persen dari daya tampung lokasi objek wisata. Contohnya, untuk kuota harian di jalur Linggajati tersedia 35 tenda di Transit Camp (TC) untuk 69 pendaki. Jalur Linggasana tersedia 33 tenda di TC untuk 65 pendaki. Berikutnya jalur Palutungan tersedia 75 tenda di TC untuk 149 pendaki.
“Syarat lain yaitu pengunjung dari luar wilayah Kuningan, Majalengka dan Cirebon yang akan berkemah dan mendaki wajib menunjukkan surat bebas Covid-19. Pengunjung wajib membawa perlengkapan dan logistik pendakian sendiri dari rumah,” tegasnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, untuk sementara ini para pengunjung dilarang membawa alat dari penyewaan.
“Kemudian untuk penggunaan tenda dibatasi. Setiap tenda digunakan maksimal 2 orang, rombongan pendaki. Mksimal 8 orang. Dan harus saling mengenal atau dari satu komunitas yang sama,” terangnya.
Terkait protokol kesehatan khususnya penggunaan masker, pihaknya memperbolehkan pendaki untuk melepas masker selama berada di jalur naik atau turun pendakian. Namun pada jarak 20 meter sebelum masuk transit shelter, para pendaki wajib mengenakan masker kembali.
Selain itu, aturan memakai masker juga berlaku saat berada di transit camp, base camp dan saat berbicara dengan pendaki yang tidak dikenal. “Ada aturan jaga jarak juga, lalu bagi pendaki yang kebetulan berpapasan di jalan dengan pendaki lain, mereka masing-masig tidak boleh berhadapan, harus membalikkan badan,” imbuhnya.

0 Komentar