Jangan Abaikan Ibadah Wabah Virus Corona, Tetap Lakukan Salat Berjamaah

Jangan Abaikan Ibadah Wabah Virus Corona, Tetap Lakukan Salat Berjamaah
RAPAT: Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja saat memimpin Rapat Kesiapan Kondisi Ketahanan Pangan Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (16/3/20). Foto: Humas dan Protokoler Pemprov Jabar.
0 Komentar

BANDUNG – Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum
berharap, masyarakat tidak mengabaikan ibadah di tengah maraknya virus Corona
atau COVID-19. Menurut Uu, yang juga Mustasyar PW Dewan Masjid Indonesia (DMI)
Jabar, kekhawatiran tertularnya COVID-19 di tempat ibadah, seperti ketika Salat
Jumat atau kegiatan tabligh akbar, tidak perlu dipandang berlebihan.

“Jangan sampai kekhawatiran
terhadap hal-hal yang belum pasti, kewajiban agama jadi diabaikan. Apalagi
sebentar lagi memasuki bulan Ramadan,” kata Uu, Selasa (17/3).

Uu mengatakan, kemungkinan
penularan COVID-19 di masjid, ketika Salat Jumat, tergolong kecil. Sebab,
sebelum melaksanakan salat, orang diwajibkan berwudhu yang dapat menghilangkan
potensi virus di area tubuh.

Baca Juga:Smartfren Rilis 1ON+, Satu Kartu Banyak BenefitPolsek Gegesik Juga Sigap Antisipasi Virus Corona Semprot Disinfektan dan Wajib Cek Suhu Tubuh

“Saya kira tidak usah berlebihan.
Kan orang masuk masjid mau salat dan
sebelumnya berwudhu dulu, dia kan
sudah bersih dan ada doanya. Islam itu sudah sempurna dalam segala hal,”
ucapnya.

Selain itu, Uu menyatakan bahwa
Salat Jumat wajib dilaksanakan di masjid dan tidak bisa digantikan dengan Salat
Dzuhur. Kecuali bagi musafir dan ada mawani
atau alasan yang diperbolehkan.

“Masa masyarakat tidak akan
jumatan? Memang bisa digantikan dengan Salat Dzuhur, tapi kan harus jelas alasannya seperti apa. Harus ada alasan yang
diperbolehkan mengganti Salat Jumat dengan Salat Dzuhur,” katanya.

Uu menceritakan, di zaman Nabi
Muhammad SAW, beribadah salat berjamaah di masjid tetap dilakukan, sekalipun
dalam kondisi perang atau saat ada wabah penyakit. Menurut dia, dengan adanya
musibah COVID-19, justru masyarakat harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan,
serta meminta perlindungan kepada Allah SWT.

“Dulu juga tidak pernah
mengabaikan. Justru dengan adanya musibah ini kita harus bersabar, berikhtiar,
berdoa untuk mendapatkan perlindungan dari Allah SWT, makanya kita ada program
Subuh Berjamaah,” ucapnya.

Uu meminta masyarakat untuk tidak
panik dengan membeli secara berlebihan alat pelindung diri seperti masker, hand sanitizer, dan thermal gun. Yang paling penting, kata dia, adalah, masyarakat
harus disiplin melakukan social distancing
atau pembatasan interaksi yang sangat efektif mencegah penyebaran COVID-19.

“Tidak usah panik dan dipaksakan

0 Komentar