Kenali Tradisi Muludan Masyarakat Cirebon : Dari Upacara Hingga Kegiatan Sosial.

Kenali Tradisi Muludan Masyarakat Cirebon : Dari Upacara Hingga Kegiatan Sosial.
Kenali Tradisi Muludan Masyarakat Cirebon : Dari Upacara Hingga Kegiatan Sosial. Foto : Sunangunungdjati.com
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Muludan merupakan sebuah tradisi unik yang berkembang di tengah masyarakat Cirebon. Taradisi Muludan dilakukan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Biasanya tradisi muludan dirayakan sepanjang bulan Rabiul Awal atau masyarakat Cirebon lebih mengenalnya dengan bulan Mulud. Peringatan pada 12 Rabiul Awal 1446 Hijriah yang jatuh pada 16 September 2024.

Tradisi muludan di cirebon menggabungkan unsur-unsur agama Islam dan budaya lokal, tradisi ini menawarkan nuansa spiritual yang kuat sekaligus penuh warna.

Baca Juga:Simak! Inilah 6 Cara Mengamankan Data Pribadi Dari Ancaman Kebocoran.Pendaftaran CPNS Resmi di Perpanjang : Inilah Jadwal Seleksi CPNS 2024 Terbaru.

Sejak awal bulan Rabiul Awal, berbagai aktivitas muldan sudah dimulai. Misalnya pembacaan kitab Al-Barzanji, ziarah ke makam para wali atau ulama besar di wilayah Cirebon. ataupun pencucian jimat dan benda pusaka di Keraton.

Biasanya Puncak dari muludan ini akan diselenggarakan pertunjukan seni budaya lokal. Setelah itu, rangkaian perayaan akan terus berlanjut hingga akhir bulan.

Berikut ini tradisi muludan masyarakat cirebon :

1. Pencucian Benda Pusaka Keraton.

Ritual pencucian benda pusaka biasaya dilakukan di bulan mulud. Benda-benda pusaka atau biasa disebut jimat tersebut akan ‘dimandikan’ dengan cara dicuci dan dibersihkan secara ritual. Benda pusaka yang dimandikan biasanya berupa keramik piringan, keris, atau bahkan alat musik.

Tujuannya adalah untuk membersihkan energi negatif dan memperbarui energi positif dalam benda-benda tersebut.

Pencucian benda pusaka ini dikenal dengan istilah ‘Panjang Jimat’ dan biasa dilakukan oleh keraton-keraton di Cirebon seperti Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan.

2. Pembacaan Kitab Al-Barzanji.

Pembacaan kitab maulid dalam perayaan Maulid Nabi menjadi bagian penting dalam tradisi Muludan.

Kitab yang paling sering dibacakan adalah Maulid al-Barzanji, yang berisi kisah hidup Nabi Muhammad SAW, termasuk silsilah keluarga dan teladannya.

Baca Juga:Kenali Kanker Payudara : Gelaja Serta Penyebab Yang Harus di Waspadai.Mengenal Pabrik Tahu Gejrot Ciledug: Warisan Kuliner Asli Cirebon.

Nama Al-Barzanji berasal dari pengarangnya. Kitab ini sangat populer dan luas tersebar dalam dunia Islam.

Pembacaannya biasanya dilakukan secara bersama-sama di masjid pada saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

3. Sedekah Berkat.

Masyarakat Cirebon memiliki tradisi unik yaitu memberikan “berkat” atau sedekah terbaik mereka selama bulan Mulud atau Rabiul Awal.

Sedekah ini biasanya akan diberikan ke masjid atau musala terdekat untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

0 Komentar