Keraton Kasepuhan Launching Aplikasi GWIDO

via-Aplikasi Gwido (2)
DILAUNCHING: GWIDO, aplikasi dengan teknologi Augmented Reality (AR) ini bisa mengetahui sejarah Keraton Kasepuhan dan Goa Sunyaragi. FOTO: RADEN DEDI HARYADI/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON
Keraton Kasepuhan Cirebon resmi meluncurkan aplikasi berbasis Android bernama
GWIDO, yang berlangsung di Keraton Kasepuhan Cirebon. Aplikasi dengan teknologi
Augmented Reality (AR) ini bisa mengetahui sejarah Keraton Kasepuhan dan Goa
Sunyaragi.

Sultan
Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat menyampaikan, hadirnya aplikasi GWIDO
merupakan lompatan, karena perkembangan zaman sudah memasuki era industri 4.0.
“Melalui teknologi ini, kami ingin menyimpan beberapa adat, tradisi, budaya,
sejarah, baluarti, kegiatan dan lain sebagainya agar bisa diketahui. Bahkan
dicintai oleh kita semua,” ujar Sultan Sepuh kepada sejumlah media, kemarin.

Kehadiran
aplikasi GWIDO, lanjut Sultan, untuk memudahkan para wisatawan yang mau ke
Cirebon dan kita ingin pariwisata di Cirebon tidak ketinggalan. “Saya kira
keraton-keraton lain belum memiliki aplikasi seperti ini yah. Mungkin ini yang
pertama, ada kemungkinan seperti itu,” jelasnya.

Baca Juga:Kalau Ancaman Virus Corona Serius, Sekolah DiliburkanPM Malaysia: Dengar Baik-Baik, Saya Bukan Pengkhianat

Membuat
aplikasi GWIDO ini, Keraton Kasepuhan bekerja sama dengan CV Akses Digital.
Dengan menggunakan teknologi AR, aplikasi ini disebut-sebut yang pertama di
Kota Cirebon. Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon berharap, dengan
dibuatnya aplikasi ini dapat lebih banyak menarik minat, terutama generasi muda
untuk berkunjung ke Keraton Kasepuhan dan Goa Sunyaragi.

“Dengan
memanfaatkan teknologi tren sekarang, tempat wisata bersejarah diharapkan tidak
hanya menjadi destinasi sekadar berwisata, tetapi untuk sarana melestarikan
kebudayaan dan sejarah Indonesia, terutama Cirebon,” harapnya.

Faisal
Akbar, dari CV Akses Digital mengatakan, teknologi AR memiliki objek 3D ke
dunia nyata dalam waktu yang bersamaan, sehingga terkesan menarik dan unik.

“Dalam
bahasa Indonesia, AR disebut dengan teknologi Realitas Tertambah. Sehingga
dengan fitur ini, pengguna hanya butuh men-scan barcode objek tertentu dimana
museum. Maka, nanti akan muncul objek dalam bentuk 3D,” tutur Faisal.

Dalam
aplikasi GWIDO, Faisal menjelaskan, aplikasi ini dilengkapi dengan tiga fitur
lainnya, seperti fitur informasi, acara dan juga fitur bilingual dalam dua
bahasa. Fitur informasi yang dihadirkan dalam aplikasi ini, yakni memuat
sejarah atau informasi detail mengenai berbagai objek museum dan
bangunan-bangunan yang ada di Keraton Kasepuhan dan juga Goa Sunyaragi.

0 Komentar