RadarCirebon.id – Kami akan berikan informasi tentang 8 Kesenian Tradisional Cirebon yang Hampir Punah , ini karena anak muda sekarang sudah jarang melakukan atau memberikan suatu edukasi atau pemberitahuan dan informasi pengenalan tentang budaya kita sendiri mereka malah lebih condong untuk melihat dunia luar kalau di bandingkan Kesenian Tradisional kita sendiri tidak kalah dengan orang luar apalagi ada orang luar juga suka akan budaya kita loehh ..
Kesenian Cirebon yang keren !!
Cirebon selain terkenal akan kesultanan-nya juga lekat dengan berbagai kesenian rakyat. Sayangnya beberapa kesenian tradisional ini hampir punah karena tergerus jaman. Kesenian tradisional ini dulunya digunakan oleh Sunan Gunung Jati dan Wali Songo lainnya untuk menyebarkan agama islam di tanah Sunda.
Selain itu kesenian ini juga digunakan sebagai alat diplomasi ketika Kesultanan Cirebon terancam kalah oleh serangan kerajaan lainnya. Oleh karena itu patut bagi kita untuk mengenal lebih jauh tentang kesenian tradisional Cirebon yang hampir punah ini.
Baca Juga:Honda ADV 150 Dan Spesifikasinya Kamu Harus Tahu !!Kelebihan dan Kekurangan Motor Baru Honda PCX 160 !!
Minat generasi penerus yang kurang hingga tergerus oleh kesenian modern lainnya. Hal ini membuat pelaku seni tradisional ini kian sedikit dan sampai sekarang hampir punah. Misalnya Tarling yang terkenal di tahun 50-an mulai tergerus jaman seiring hadirnya musik dangdut. Selain Tarling ada beberapa kebudayaan Cirebon dan tradisi Cirebon yang hampir punah Sebanyak 3 kesenian asli Cirebon telah punah. Keberadaan organ tunggal di sinyalir menjadi penyebab punahnya kesenian Cirebon itu.
Ada pun tiga kesenian tersebut adalah Genjring, Lais, dan Masres (sandiwara). Penyebab punahnya tiga kesenian tersebut akibat ketiadaan panggilan atraksi dari masyarakat. Padahal Masres sangat terkenal hingga ke luar negeri. Masres biasanya mengangkat sejarah penyebaran Islam di tanah Jawa Jadi, bukan hanya sandiwara, tapi ada sejarahnya .
Selain punah, kini ada 14 kesenian daerah lainnya yang sudah sangat jarang di pentaskan. Karena itu, Warga Cirebon berkeinginan agar kesenian-kesenian tradisional tersebut bisa di hidupkan kembali. Kondisi itu, di katakan dia, tak lepas dari semakin sepinya pementasan kesenian-kesenian khas.
Maraknya budaya pop di tengah masyarakat, seperti halnya organ tunggal, telah menggeser popularitas kesenian daerah hingga mengakibatkannya di ambang keterpunahan. Masyarakat kini cenderung lebih menyukai menampilkan organ tunggal pada event-event istimewa mereka. Padahal, biaya sewa organ tunggal maupun pertunjukan pop lainnya terhitung lebih mahal. Menurut dia, masyarakat harus lebih di dorong mencintai kesenian Cirebon.