Tahun 1940, dunia fotografi tidak seperti sekarang yang serba digital. Saat itulah Tans Photography hadir di Cirebon. Dimulai oleh mendiang Tans Baseng. Tentu, pelaku usaha ini masih sangat jarang. Bahkan bisa dibilang satu-satunya. Namun, kisahnya tak berhenti di situ. Masih berlanjut hingga ke generasi ke tiga.
APRIDISTA SITI RAMDHANI, Cirebon
NAMA Peter Andreas barangkali sudah tidak asing untuk sebagian kalangan. Dia fotografer kawakan di Cirebon. Ia adalah anak ke-5 yang menjadi penerus Tans Baseng. Peter memang tak lagi muda. Namun, ia telah menemukan penerusnya. Cucu ke-16, Aaron Nater.
Aaron bercerita bagaimana jejak perjalanan Tans Photography masih terdokumentasi dengan baik. Beberapa waktu lalu, Aaron yang hendak membuat video profile untuk sebuah pameran pernikahan, tak sengaja menemukan dokumen-dokumen sang kakek.
Ternyata, salah saorang klien Tans Baseng di tahun 1966 masih ada. Masih menyimpan foto-foto jepretan kakeknya. Menemukan hal itu, tentu menjadi kesan tersendiri buat Aaron. “Dari situ saya bertemu beliau menanyakan bagaimana dulu saat difoto kakek saya. Kebetulan kakek meninggal saat usia saya 3 tahun. Jadi belum banyak yang saya ketahui,” kata Aaron, kepada Radar Cirebon.
Mungkin ini kesempatan langka. Aaron merasa beruntung bisa melihat beberapa dokumentasi foto yang diambil saat tahun 1966 tersebut. “Kata Oma, pada saat itu belum banyak jasa fotografer. Jadi sebagian besar masyarakat menggunakan jasa kakek saat itu,” terangnya.
Dari 8 anak Tans Baseng, Hanya Peter (ayah Aaron) yang memiliki ketertarikan dengan dunia fotografi. Ia pun menjadi penerus Tans Photography. Sampai akhirnya saat Aaron duduk di bangku kelas 2 SMP, ia pun mulai tertarik menggeluti bidang ini.
Diawali dengan kecintaannya dengan dunia seni sejak kecil. Setiap kali pelajaran keterampilan, ia selalu punya ketertarikan lebih. Meski saat itu, dia pun bercita-cita menjadi atlet badminton. “Kalau lihat papa moto, saya merasa tertarik dengan dunia fotografi. Ada seni yang berbeda di situ,” ungkapnya.
Karena rasa cintanya ayah. Ia sangat mengagumi figur dan pekerjaannya. Dari situ ia mulai ingin mengikuti jejak orang tua dengan terjun ke foto pernikahan. Bahkan saat ia masih duduk di bangku SMP.