Kisah Satu Keluarga di Kuningan yang Hidup Bersama Ular Sanca Kembang

Kisah Satu Keluarga di Kuningan yang Hidup Bersama Ular Sanca Kembang
TIDAK TAKUT: Miftah Fauzi, Elistiya dan anak-anaknya tidak merasa takut dan sudah terbiasa hidup Bersama ular sanca kembang. foto: alehandro/radar kuningan
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Satu keluarga di Kabupaten Kuningan, hidup bersama ular jenis piton atau sanca kembang. Hewan melata yang memiliki panjang empat meter tersebut sudah dianggap seperti bagian dari keluarga Miftah Fauzi (24). Ia tinggal di Desa Kertaungaran Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan.

Keluarga Miftah Fauzi (24) mulai memelihara ular sanca kembang tersebut sejak berusia 1 bulan. Kini bobotnya sudah mencapai sekitar 20 kilogram dengan panjang sekitar 4 meter.

Miftah bersama istrinya Elistiya (23) dan kedua anaknya bernama Rafasya Azka Fauzi (3) dan Raisa Artalita Fauzia (1,5) sudah terbiasa hidup bersama ular sanca kembang tersebut. Bahkan keseharian ular yang dimilikinya diajak bermain oleh anak–anaknya.

Baca Juga:Al Quran Adalah Obat, Nama Lainnya Ada Dalam Surat dan Ayat IniWarung Koperasi Ubah Mindset Keluarga Penerima Manfaat

Selain seekor ular sanca kembang berukuran besar, di rumah Miftah juga terdapat 3 ekor anakan ular sanca ukuran masih kecil. Ular-ular tersebut sudah dianggap keluarga.

Sebetulnya Miftah masih memiliki 1 ekor ular  lagi yang lebih besar dengan panjang sekitar 5 meter. Ular berjenis kelamin betina itu sedang dititipkan di rumah temannya untuk dilakukan pembiakan.

Semua ular tersebut sekarang hidup bebas tanpa kandang di dalam rumah pasangan Miftah dan Elis. Bahkan untuk memanjakan ular tersebut, Miftah memperlakukan ular itu bagaikan raja. Secara rutin ular harus berendam dalam air daun sirih sambil berjemur.

“Ini biasa lagi berendam sama air daun sirih, agar terhindar dari jamur dan penyakit. Seminggu bisa tiga kali,” ungkap Miftah.

Sementara Elis istri Miftah mengaku tidak takut dengan hobi suaminya memelihara ular. Bahkan ketika suaminya merantau pun, dia yang mengurus ular–ular tersebut. Karena memang awalnya dia mengenal betul hobi suaminya.

“Awalnya sih takut, tapi ketika di Tanggerang jaga warung, ayah beli ular yang itu masih kecil dulunya. Kita sama–sama urus ular itu, saat menjaga warung, bergantian, dan ke sini jadi biasa,” tutur Elis.

Ketika punya anak, lanjut Elis, ular ini juga masih menemaninya, jadi sudah dianggap keluarga. Dan usia ular itu lebih tua dari usia anaknya yang pertama.

0 Komentar