Jerit PPKM Darurat; Dua Hotel Tutup
PPKM Darurat di Kota Cirebon berdampak langsung pada sektor pariwisata dan perhotelan. Dua hotel pun memilih untuk tutup sementara selama pemberlakuan PPKM Darurat ini.
PPKM Darurat di Kota Cirebon berdampak langsung pada sektor pariwisata dan perhotelan. Dua hotel pun memilih untuk tutup sementara selama pemberlakuan PPKM Darurat ini.
Tim Gabungan PPKM Darurat Kota Cirebon benar-benar tak mau kompromi. Meski penyekatan menimbulkan titik kepadatan di lokasi lain, barrier tetap tidak akan dibuka. Kendaraan besar dan roda empat lainnya yang hendak ke Jawa Tengah dipersilakan lewat tol. Hanya damkar dan ambulans serta yang memenuhi syarat yang akan lolos penyekatan. Warga yang tak punya keperluan urgent, sebaiknya di rumah saja.
KOTA Cirebon terus kedatangan pasien Covid-19. Bahkan ada yang datang dari luar Ciayumajakuning. Hal ini akan berdampak pada fasilitas kesehatan di rumah sakit. Salah satunya di Rumah Sakit Daerah RSD Gunung Jati (RSDGJ) yang menjadi rumah sakit rujukan nasional bagi pasien Covid-19. Opsi menutup IGD selama tiga hari sulit untuk dilakukan. Kini solusinya saling tukar shift antara IGD RSDGJ dengan IGD RS Ciremai.
Saat hari libur atau weekend, Kota Cirebon menjadi tujuan favorit. Bukan hanya dari Kabupaten Cirebon. Tapi dari sekitarnya. Karenanya, penutupan akses masuk ke Kota Cirebon diberlakukan penuh. Selama 24 jam.
Wakil Walikota (Wawali) Cirebon Dra Hj Eti Herawati telah dinyatakan negatif dari paparan Covid-19. Hasil swab test PCR yang dilakukan pada Selasa lalu (6/7) menunjukkan hasil menggembirakan.
INTERNAL Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) meminta pelayanan di IGD ditutup sementara. Selama tiga hari. Untuk penyegaran tenaga kesehatan sekaligus mengurai pasien Covid-19 yang kini sudah memenuhi ruangan-ruangan di RSDGJ.
Nampaknya penanganan Covid-19 belum menyentuh akar. Di Kota Cirebon misalnya, RW kerap menggerutu. Menyoal warga yang bandel. Memaksa keluar rumah meski masih dinyatakan positif Covid-19. Bahkan ada yang jalan-jalan ke Bima. Pemerintah pun diminta menyamakan porsi penanganan pasien Covid-19. Baik yang isolasi di hotel, RS, atau rumah.
TIM Gabungan PPKM Darurat Kota Cirebon makin tegas di lapangan. Per hari ini, Rabu (7/7), penutupan atau penyekatan jalan dimulai pukul 07.30 sampai 22.00. Bahkan di beberapa lokasi ditutup total selama 24 jam penuh.
Ada opsi menutup sementara layanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (IGD RSDGJ). Ini sesuai permintaan internal RSDGJ. Para tenaga kesehatan (nakes) butuh istirahat. Setidaknya butuh waktu tiga hari untuk refresh tenaga dan pikiran. Sekaligus untuk mengurai antrean pasien Covid-19.
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Cirebon menutup sementara pelayanan tatap muka. Rencananya, penutupan dilakukan sampai 20 Juli mendatang, mengikuti peraturan PPKM Darurat.
KASUS Covid-19 di Cirebon dan sekitarnya masih terus mengalami peningkatan. Kondisi itu membuat rumah sakit yang ada di Kota/Kabupaten Cirebon mulai kolaps. Bahkan di RSUD Waled sampai kemarin masih belum menerima pasien Covid-19.
Pemerintah akhirnya memberlakukan PPKM Darurat. Berlaku sampai 20 Juli mendatang. Di lapangan, banyak yang kritis. Mulai ruangan hingga nakes. Tapi, Kemenkes bantah fasilitas kesehatan kolaps. Bahkan Menko Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Darurat Luhut Binsar Panjaitan melapor kepada Presiden Jokowi bahwa semua masih terkendali.
Proses mutasi rotasi jabatan di lingkungan Pemkab Cirebon akan tetap berjalan. Bahkan proses assessment sudah berjalan pada Sabtu (3/7), meski Kepala BKPSDM DR Hilmi Rivai MPd terpapar Covid-19. Tak menjadi halangan, termasuk adanya PPKM Darurat. Semua bisa disiasati. Melalui virtual.
Dugaan tindak pidana korupsi refocusing anggaran Covid-19 di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu menjadi perhatian publik. Anggaran Covid-19 tahun 2020 senilai Rp196 miliar diduga bocor. Ada mark up harga masker dan pembuatan bilik disinfektan.
PPKM Darurat lebih ketat. Di Kota Cirebon misalnya, sejak hari pertama pada Sabtu (3/7) hingga Minggu (45/7), ratusan tempat usaha yang dianggap melanggar jam operasional langsung ditindak oleh tim gabungan. Tak heran jika sempat terjadi ketegangan antara petugas dan para pedagang.
Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) kembali berduka atas kehilangan salah satu tenaga kesehatan (nakes) beserta suaminya dalam satu hari yang sama, Minggu (4/7). Nakes itu adalah Hj Atin Masrati SKep Ners berserta sang suami H Diding S. Keduanya diketahui terkonfirmasi Covid-19 dan masuk RSDGJ. Kemudian dinyatakan meninggal kemarin pukul 10.30 WIB untuk sang suami dan pukul 14.30 WIB untuk sang istri.
TENAGA kesehatan (nakes) yang terkonfirmasi positif Covid-19 masih cukup banyak. Hal itu pun berdampak pada penutupan atau kebijakan lockdown pada fasilitas layanan kesehatan seperti puskemas. Hingga kemarin sedikitnya 22 puskesmas yang lockdown. 15 di Kabupaten Cirebon, 7 di Kota Cirebon.
Mulai hari ini (3/7) PPKM Darurat berlaku. Untuk Pulau Jawa dan Bali. Sampai 20 Juli. Atau tepat Hari Raya Idul Adha. Aktivitas serba terbatas. Warga diminta maklum. Lebih baik di rumah saja kalau tak ada yang urgent. Langkah ini untuk menekan kasus Covid-19 hingga di bawah 10 ribu kasus per hari.
Dalam rangka meraih visi Indonesia Maju 2045, Pemerintah Indonesia melakukannya dengan 4 pilar. Yaitu pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta (4) pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan.
Belantika batik Cirebon berduka. Desainer Batik Studio Pace asal Jepang itu telah meninggal dunia. Covid-19 merenggut Yumiko Kashu.