LPAI Majalengka Sebut Larangan Bawa Lato-lato ke Sekolah Bukan Pilihan Bijak

Ketua LPAI Majalengka Aris Prayuda menilai larangan lato-lato bukan pilihan bijak
Ketua LPAI Majalengka Aris Prayuda/RADAR MAJALENGKA
0 Komentar

MAJALENGKA.RADARCIREBON.ID – Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kabupaten Majalengka, menanggapi adanya aturan dari sejumlah sekolah yang melarang murid membawa mainan lato-lato ke sekolah.

Bahkan, ada razia gabungan untuk menertibkan permainan lato lato tersebut.

Ketua LPAI Majalengka Aris Prayuda menilai hal ini bukan pilihan bijak, karena permainan lato-lato yang sedang digandrungi anak-anak ternyata mepunyai manfaat positif bagi tumbuh kembang anak.

Melalui media bermain lato-lato dapat membuktikan minat belajar anak sangat tinggi.

Baca Juga:Tanah atau Bangunan Wakaf Bisa Batal dan Dikembalikan kepada Pemberi Wakaf, Ini Sebabnya…Monyet Berkeliaran Masuk Permukiman, Warga Lengkong Kulon Resah  

Aris menilai hal utama dari permainan tersebut adalah mengembalikan dunia bermain dan belajar anak.

Di mana dunia bermain dan belajar diharapkan diciptakan di sekolah, karena sejak dilanda badai Covid-19 sehingga selama kurun waktu 2 tahun anak-anak hanya belajar secara daring.

“Karena ada hal yang lebih utama, yaitu mengembalikan anak pada dunia bermain dan belajarnya daripada kecanduan bermain gadget yang akan menimbulkan efek gangguan sangat luar biasa terhadap mental dan psikis anak,” tegasnya, Minggu 15 Januari 2023.

Menurut dia, dunia bermain dan belajar inilah yang sebenarnya menjadi harapan para orang tua dengan hadirnya sekolah. Para guru juga harus lebih kreatif dan mengikuti perkembangan zaman.

Justru lato-lato dijadikan sebagai media pembelajaran bagi para guru untuk menarik minat siswa, jangan dulu berpatokan pada sistem akademik akan tetapi minat siswa belajar kurang.

“Padahal daripada anak anak bermain gadget lebih baik lato-lato, namun tentu dengan pengawasan lebih ketat. Di sanalah segala permainan, didampingi, dimaknai, transfer nilai dan karakter,” terangnya.

Pria asal Kecamatan Leuwimunding ini menambahkan, justru fenomena lato-lato adalah kesempatan para guru untuk kembali membuat menarik media belajar di sekolah.

Baca Juga:Dinkes Majalengka Buat Surat Edaran Larang Masyarakat Konsumsi Ciki NgebulWaspada Penculikan Anak, Ini yang Dilakukan Kapolres Majalengka

Apa yang dimainkan anak dengan lato-lato, merupakan sumber belajar. Di situ ada nilai berbagai mata pelajaran yang bisa diterapkan dengan anak bermain lato-lato.

0 Komentar