Masjid Al Jabbar Ditutup Sementara, Warga Tasikmalaya Sudah Pesan 4 Bus Gagal Berangkat

Masjid Al Jabbar Ditutup Sementara, Warga Tasikmalaya Sudah Pesan 4 Bus Gagal Berangkat
TUTUP SEMENTARA: Masjid Raya Al Jabbar akan ditutup sementara untuk dilakukan evaluasi menyambut Ramadan 2023 mulai Senin (27/2) hingga dua pekan ke depan. Foto: Istimewa 
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Masjid Al Jabbar ditutup sementara mulai Senin 27 Februari 2023 hingga 13 Maret 2023. Warga Tasikmalaya yang sudah pesan 4 bus, gagal berangkat ke Masjid Al Jabbar pada 27 Februari 2023 ini.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan bahwa penyambutan masyarakat terhadap Masjid Al Jabbar memang sangat antusias. Sejak rapat pertama ia sudah menyampaikan setelah dua bulan Masjid Al Jabbar diresmikan harus dilakukan evaluasi. Selama dua bulan ini pihaknya pun ingin melihat respons masyarakat.

Sebagaimana diketahui, pada malam Jumat kemarin Ridwan Kamil melakukan inspeksi mendadak ke Masjid Al Jabbar. Berdasarkan pengamatannya langsung di lapangan, maka perlu segera dilakukan evaluasi.

Baca Juga:SABAR ! Masjid Al Jabbar Ditutup Sementara, Padahal Sudah Pesan 4 BusAjak Komunitas, Hari Peduli Sampah Nasional di Kuningan Pungut Sampah di Car Free Day

Gubernur yang biasa disapa Kang Emil itu mengungkapkan penutupan sementara Masjid Al Jabbar ini juga dalam rangka persiapan menyambut Ramadan. Selama Masjid Al Jababr ditutup sementara, pihak DKM Al Jabbar ingin mengevaluasi hal-hal tertentu supaya jamaah bisa lebih nyaman saat beribadah nanti. Termasuk adanya pedagang kaki lima (PKL) yang sejak dibuka banyak membuka stan di area masjid. Para PKL nantinya akan diatur agar kehadirannya tak menghalangi lalu lintas maupun pengunjung.

“Nah, makanya tiga hari ini keamanan sengaja dikondisikan ada perbantuan dari TNI. Jadi, mulai Senin selama dua minggu kami akan beres-beres, mengevaluasi mana yang berhasil dan mana yang kurang. Jadi, ini bagian dari proses sampai suatu hari nanti tempat ini seperti yang dicita-citakan,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan Kang Emil, berdasarkan hasil monitoring bahwa para PKL yang berjualan di area masjid lebih banyak pedagang luar. Artinya, bukan warga lokal Cimincrang.

“PKL itu paling warga lokal (Cimincrang) hanya 5 persen, dan 95 persennya saya wawancarai ada yang dari Garut atau daerah lainnya dengan modusnya macam-macam,” ungkapnya.

0 Komentar