Melalui Sisternet, XL Axiata Berbagi Kiat Kembangkan Bisnis dan Dorong Peran Perempuan di Dunia Kerja

sistenet
Group Chief People Officer Axiata Group, Norlida Azmi (tengah) bersama anak-anak dari Panti Asuha Kurnia Asih Bandung, Kamis (15/06). foto: ist
0 Komentar

Melalui Sisternet, XL Axiata terus menunjukkan komitmennya untuk mendorong percepatan dan peningkatkan pemberdayaan perempuan Indonesia mulai dari lingkungan terkecil, di mana mereka berada.

Talk show ini pun mengangkat topik seputar perempuan dari berbagai kalangan. Para pembicara diajak untuk membagikan pengalaman inspiratif mereka dengan mengangkat berbagai isu perempuan. Harapannya, mereka dapat menjadi inspirasi dan dapat memotivasi para perempuan lainnya.

Turut hadir juga sebagai narasumber pada event ini adalah Digital Transformation Specialist Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Dita Amalya. Dita mengajak peserta berdiskusi mengenai berbagai macam topik, antara lain strategi untuk menyeberang ke fungsi “maskulin” di sektor pemerintah.

Baca Juga:GUNAKAN MASKER Minyak Zaitun dan Jeruk Nipis, Auto Wajah Cerah Glowing Seperti Artis Korea, Begini Cara MencampurkannyaGuna Meningkatkan Kualitas Pendidikan, KKG Gugus 3 Harjamukti Kota Cirebon Gelar Workshop Assesment dan E-Raport

Juga dibahas cara melewati masa sulit dalam meraih posisi mereka saat ini, strategi untuk memecahkan berbagai stereotype di dunia profesional sebagai seorang perempuan, hingga aktivitas yang dapat meningkatkan nilai dan rasa percaya diri.

“Saat ini, perempuan baru memegang 28% kepemimpinan di sektor publik dan privat. Padahal, kesempatan antara laki-laki dan perempuan itu pada dasarnya sama, tetapi stigma masyarakat yang menciptakan perbedaan itu. Dalam pembentukan konsep smart city di IKN sendiri, kami sangat memperhatikan user persona yang berasal dari perempuan dan anak-anak,” papar Dita.

“Hal ini tentunya menjadi pertimbangan dalam menciptakan smart city agar semua nyaman. Sebagai contoh, saat ini kami sedang mengembangkan program “Coding Mom”, program khusus bagi perempuan untuk mendorong peningkatan kapabilitas perempuan yang berada di IKN. Harapannya, perempuan-perempuan ini dapat meningkatkan literasi digital terlebih dahulu,” tambahnya.

Sementara itu, pemilik rumah makan Imah Babaturan di Bandung, Anggiya Bonita, bercerita mengenai bagaimana kiat melewati masa sulit sebagai seorang women-preneur.

Bagaimana mengembangkan strategi yang dapat mendorong kemajuan bisnisnya, hingga strategi yang digunakan untuk memberdayakan orang-orang sekitarnya. Dia percaya bahwa dalam menjalankan bisnis ini, seorang perempuan diberikan keuntungan dalam hal kemampuannya untuk mengatur strategi yang dibutuhkan.

“Energi feminin mengalir deras dalam proses membangun bisnis rumah makan ini. Termasuk dalam strategi membentuk promo, proses melayani pelanggan, hingga mengatur keuangan. Rumah makan yang kami bangun ini pun bahkan telah beberapa kali mengalami kerugian sebelum berkembang menjadi seperti sekarang ini”, lanjut Anggiya.

0 Komentar