Mengenal 4 Tradisi Muludan Di Jawa : Merayakan Kelahiran Nabi Dengan Penuh Makna.

Mengenal Tradisi Muludan Di Jawa : Merayakan Kelahiran Nabi Dengan Penuh Makna.
Mengenal Tradisi Muludan Di Jawa : Merayakan Kelahiran Nabi Dengan Penuh Makna. Foto : Travel - TEMPO.co
0 Komentar

Tumpeng tersebut dikelilingi dengan berbagai macam buah yang ditusuk dengan lidi dan diletakan di tumpeng tersebut.

4. Kirab Ampyang.

Tradisi Maulid Nabi di pulau Jawa selanjutnya adalah Kirab Ampyang yang biasanya dilaksanakan masyarakat Loram Kulon, Kudus.

Tradisi ini menjadi salah satu tradisi Maulid Nabi yang telah ada sejak zaman Tjie Wie Gwan. Tjie Wie Gwan merupakan Tionghoa Muslim asal Campa, dia yang membangun Masjid Wali Loram Kulon Kudus pada 1596-1597.

Baca Juga:Kenali Ciri-Ciri Serta Letak Benjolan Kanker Payudara Sebelum Semakin Parah!Liburan Hemat di Salaka Land Kuningan: Tempat Wisata Alam yang Ramah Kantong.

Sesuai dengan namanya, Kirab Ampyang merupakan sebuah tradisi kirab atau arak-arakan yang berisikan makanan dengan hiasan ampyang.

Ampyang adalah sejenis kerupuk yang terkenal di Kudus. Dalam tradisi ini, biasanya kerupuk ampyang disusun sedemikian rupa dengan berbagai bentuk yang unik.

Itulah 4 Tradisi Muludan yang ada di Jawa. perayaan ini mengandung makna spiritual yang mendalam, di mana umat diajak untuk merenungkan ajaran Nabi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, Muludan juga mencerminkan kekayaan budaya lokal yang terus hidup berdampingan dengan agama, menciptakan harmoni yang penuh makna. (Rindy Kartika Lapian)

0 Komentar