Merencanakan Keuangan di Masa Pandemi

ilustrasi-akuntan-publik-laporan-keuangan
0 Komentar

Perencanaan keuangan di masa pandemi perlu perhatian lebih. Berbeda dari masa biasanya, tentu berbagai sektor perkeonomian terganggu sehingga mempengaruhi pemasukan.

TERBATASNYA pergerakan selama wabah covid-19 memang menyulitkan. Di tengah situasi yang serba tidak pasti, mengatur pengeluaran juga dibutuhkan strategi khusus. Baik untuk individu atau bahkan para pelaku usaha.
Anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Moh Yudi Mahadianto SE MM menuturkan, di saat seperti ini, perencanaan keuangan harus  mengedepankan kebutuhan utama. Kemudian tetap menetapkan skala prioritas.
Kebutuhan makanan dan minuman terutama harus menjadi yang utama dipenuhi terlebih dahulu. “Kurangi keinginan untuk membeli barang konsunmtif, tahan terlebih dahulu semasa pandemi ini,” tuturnya.
Skala prioritas memang sudah seharusnya diterapkan dalam perencanaan keuangan. Seperti misalnya di masa pandemi ini. Skala prioritas bisa diterapkan misalnya kebutuhan makanan dan minuman dan utama sebesar 40 persen, saving 10 persen, asuransi 15 persen, dan kebutuhan rumah tangga 35 persen. “Kondisi saat ini puun data pasien masih terus meningkat, dari segi kesehatan juga kita harus mempersiapkannya salah satunya dengan biaya asuransi,” jelasnya.
Saving juga menjadi salah satu yang harus disisakan dari pendapatan sehari-hari. Pasalnya keadaan darurat tentu saja terjadi yang membutuhkan dana lebih. Seperti sakit, dan lainnya. Uang yang di-saving ini berfungsi saat ada kejadian darurat. Harus benar-benar tidak diguanakan bila memang tak ada kebutuhan darurat.
Hal yang sama juga harus bisa diterpakan oleh pelaku usaha terutama UMKM. Pemerintah kini banyak memberikan dana bantuan untuk para pelaku usaha juga pegawai buruh. Semestinya dana ini benar-benar digunakan utnuk biaya usaha produksi bagi UMKM. Sehingga mereka bisa melanjutkan usaha dan menggeliatkan lagi perekonomian.
Untuk buruh pun seharusnya digunakan untuk kebutuhan utama, jangan digunakan untuk membeli barang konsumtif. “Stimulus dari pemerintah ini harus digunakan dengan tepat oleh UMKM, dioptimalkan untuk produksi kembali,” ungkapnya.
Sementara itu, di tengah pandemi yang membuat geliat harga properti menggiurkan untuk investasi Yudi menyarankan masyarakat untuk tidak mudah tergoda. Pasalnya kondisi pandemi ini tidak ada yang mengetahui kapan akan berkahir. Saat melihat harga properti yang turun lebih baik tahan dulu keinginan untuk berinveastasi.

0 Komentar