Meski Terbatas, Ritual Panjang Jimat Tetap Khidmat

panjang-jimat-keraton-cirebon
Panjang jimat di Keraton Kasepuhan dilaksanakan secara terbatas. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Dia menambahkan, selain benda-benda pusaka, sejumlah makanan bergizi dan wewangian pun diarak. Arak-arakan dimulai dari Pendopo Jinem menuju Masjid Keraton Kanoman.
Sama dengan Kanoman, di Keraton Kasepuhan pun tradisi Panjang Jimat digelar terbatas oleh keluarga inti Keraton Kasepuhan, serta warga sesepuh dan pini sepuh di Bangsal Prabayaksa dan Pringgodani. Semua yang hadir, harus menerapkan protokol kesehatan menjaga jarak antar tempat duduk.
Agenda diawali dengan pembacaan doa, dilanjut dengan sambutan Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin. Serta tausiyah yang disampaikan penghulu Masjid Agung Sang Ciptarasa Keraton Kasepuhan Cirebon, dilanjut dengan membacakan kitab barzanji.
Dalam sambutannya, PRA Luqman mengatakan, Panjang Jimat ini merupakan tradisi rutin setiap tahun dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Pada kesempatan tahun ini, pelaksanaan acara di tengah keprihatinan bersama dengan adanya wabah pandemi, sehingga pelaksanaan tidak seperti biasanya, pelaksanaan dilakukan secara sederhana dan terbatas,” katanya.
Selain itu, hal ini juga sebagai wujud komitmen untuk melaksanakan dan melestarikan tradisi keraton yang sudah diadakan Waliyullah Sunan gunun Jati, wujud kecintaan terharap kunjungan Nabi Muhammad SAW.
“Ada yang berbeda tahun ini. Tidak lagi dihadiri oleh Sultan Sepuh ke XIV, yang telah mangkat pada 22 Juli. Secara tradisi turun-temurun, saya menggantikan dan meneruskannya sebagai sultan sepuh XV. Termasuk dalam melestarikan tradisi panjang jimat ini,” pungkas Luqman (sam/azs)

0 Komentar