Nelayan Pantura Eksodus Wilayah Tangkap demi Menghindari Cuaca Ekstrem

Nelayan pantura di Kecamatan Patrol memilih pindah wilayah tangkap ikan ke luar daerah.
Nelayan pantura di Kecamatan Patrol memilih pindah wilayah tangkap ikan ke luar daerah. foto: kholil ibrahim/radarcirebon.id
0 Komentar

INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID – Nelayan Pantura Eksodus Wilayah Tangkap demi Menghindari Cuaca Ekstrem. Ratusan nelayan tradisional di Desa Bugel dan Sukahaji, Kecamatan Patrol ramai-ramai pindah wilayah penangkapan ikan.

Nelayan pantura bergeser ke sejumlah titik lokasi tangkap ikan lain diluar daerah. Seperti Perairan Banten dan Teluk Jakarta.

Eksodus nelayan pantura ini dilakukan demi kemudahan mencari nafkah menyusul cuaca ekstrem musim baratan yang masih terus berlangsung diwilayah perairan Bumi Wiralodra.

Baca Juga:Korban Lato-lato Cirebon, Tangan Memar Hingga TV Pecah tapi Tidak KapokJelang Persib vs Persija, Ezra Walian Siap Persembahkan Kemenangan

Ketua TPI Sukahaji, H Thamrin menyebut, sedikitnya sebanyak 200 nelayan pantura yang berpindah lokasi. Sebanyak 70 perahu juga dibawa serta ke area penangkapan yang baru.

Sementara nelayan yang tidak memiliki perahu, memilih berangkat menggunakan angkutan umum. Selain wilayah penangkapan, mereka juga untuk sementara berpindah tempat tinggal. Ada yang membawa anak dan istri. Untuk menghemat biaya operasional.

“Sekitar 50 persenan perahu yang dibawa kesana. Nelayan yang tidak punya perahu, rombongan naik bus atau travel. Ada yang bawa keluarga juga,” katanya, Senin (9/1).

Sepengetahuannya, migrasi nelayan mulai terjadi sejak awal Desember 2022 lalu. Mereka berangkat secara bertahap. Puncaknya, sehari setelah libur awal tahun baru.

Usai mendapat kabar, hasil tangkapan ikan disana jauh lebih melimpah ketimbang diwilayah perairan sendiri. Ancaman gelombang tinggi juga tidak terlalu membahayakan.

“Produktivitas tangkapan nelayan meningkat setelah berpindah wilayah tangkap. Seminggu ada yang ngantongi Rp10 juta. Bikin nelayan disini ngiler, jadi pada ikutan berangkat kesana. Daripada disini banyakan nganggur.

Apalagi disana mereka bisa kerja apa saja yang penting bisa dapat duit,” ungkapnya. Thamrin memperkirakan, para nelayan tersebut akan bertahan hingga dua-tiga bulan di lokasi yang baru itu atau hingga musim timuran tiba antara bulan Februar-Maret 2023.

Baca Juga:Beredar Foto Korban Lato-lato di WAG, Begini KebenarannyaTKW Indramayu Hilang Kontak 7 tahun, Maryam Muncul di Fb, Ingin Pulang, Selama Kerja Belum Dapat Gaji

Mereka akan kembali pulang kampung bersamaan dengan kondisi cuaca perairan di pesisir pantura Indramayu mulai bersahabat. “Bulan puasa, lebaran pada balik lagi,” ujarnya.

0 Komentar