Pecinan Jamblang yang Kian Ditinggalkan Penduduk Asli Tionghoa

pecinan-jamblang-cirebon
Kawasan Pecinan Jamblang Cirebon kian ditinggalkan penduduk asli Tionghoa setempat. Tersisa beberapa saja. Tampak Herwanto Siswadi, salah satu di antara yang masih tinggal hingga saat ini. Foto: Ade Gustiana/Radar Cirebon.
0 Komentar

Catatan: Ade Gustiana

Vihara Dharma Rakhita jadi saksi bisu peradaban warga Tionghoa di kawasan itu. Serta, bangunan-bangunan tua Jamblang yang kian ditinggalkan. Bahkan, dijual oleh pemilik. Regenerasi keturunan Tiongkok di Pecinan Jamblang teramat sunyi.

Herwanto Siswadi salah satu di antara yang masih tinggal. Pun tidak dengan anak-anaknya. “Dua kerja di Bandung, satu lagi sudah berkeluarga di Arjawinangun (Kabupaten Cirebon, red),” kata ayah dari tiga orang anak itu saat berjumpa dengan Radar Cirebon di kediamannya, Senin (17/1).

Rumah pria 68 tahun itu berada di sebelah selatan Vihara Dharma Rakhita atau lebih dikenal Klenteng Jamblang. Herwanto tak tahu pasti kapan bangunan yang sekarang ditinggali didirikan.

Baca Juga:Avatar 2 The Way of Water Tayang di CSB XXI Hari Ini, Rabu 18 Januari 2023Jadwal Bioskop CSB XXI Hari Ini, 18 Januari 2023

Sebuah prasasti pada lantai di selasar rumah jadi petunjuk. “Tahun 1905 seperti yang ada di lantai ini,” jelas Herwanto yang juga Ketua Pengurus Yayasan Dharma Rakhita, sambil menunjuk bongkahan lantai yang dimaksud.

Langkah Herwanto selalu diikuti anjing peliharaannya. Jadi teman sepi di antara rumah nan lebar yang dihuni. Luas rumah itu 2.250 meter persegi. Menghadap ke barat.

Di rumah ia tinggal bersama istri. Termasuk anggota keluarga lain serta tiga keponakan. “Total delapan orang,” jelas laki-laki berkacamata tersebut.

Bangunan rumah Herwanto memanjang. Di sisi paling utara -dekat kelenteng- ia pernah membuka usaha kuliner: bubur dan soto. Tutup. Kursi, meja dan peralatan dapur masih tertinggal. Khas bangunan tua di zaman itu. Jendela masih dari kayu. “Namanya jendela Tian Tan,” jelasnya.

Pun dengan pintu, masih di ruang itu. Yang lewat harus mengangkat kaki. Bagian bawah kusen tidak sejajar dengan lantai. Lebih tinggi sekitar 5 sentimeter.

Sementara pintu utama rumah Herwanto tinggi dan lebar. Pengaman pintu menggunakan dua balok panjang. Terdapat pengait untuk mengunci pintu tersebut. Rumah Herwanto menjadi cerminan rumah-rumah lain di sekitarnya.

0 Komentar