Penderita Hipertensi-Diabetes Paling Banyak

penderita-hipertensi-diabetes
Warga mengikuti pemeriksaan kesehatan sebelum donor darah, Kamis (17/9). Banyak warga menderita penyakit tidak menular yang dapat memicu komorbid covid-19 seperti diabetes, hipertensi, dan lainnya. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Covid-19 dapat memicu komplikasi bagi masyarakat yang memiliki penyakit penyerta. Bahkan bisa menyebabkan perburukan dalam waktu singkat. Di tengah sebaran virus corona yang kian mengkhawatirkan, jumlah warga dengan penyakit berpotensi komorbid rupanya cukup banyak.
Angka kejadian diabetes di Kota Cirebon bahkan lebih tinggi dari rata-rata di Jawa Barat. Mengacu pada pemetaan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, rata-rata penderita diabets adalah 14,8 dari 10 ribu jiwa. Untuk Kota Cirebon jumlah penderitanya mencapai rata-rata 86,5/10 ribu jiwa.
Secara khusus, memang tidak ada data yang dapat merefleksikan jumlah penyakit tersebut dalam lingkup Kota Cirebon.
Namun, dari sampling di beberapa puskesmas dapat tergambar dua penyakit yang terbanyak diderita masyarakat adalah hipertensi atau darah tinggi dan diabetes. Kepala Puskesmas Kalitanjung, dr Walyanah mengatakan, pasien meninggal karwna positif covid-19 sebagian besar karena ada penyakit penyerta.
Penyakit penyerta misalnya, diabetes, darah tinggi, jantung dan asma/paru. Di wilayah kerja Puskesmas Kalitanjung tercatat data mulia Januari-Agustus 2020, penderita hipertensi sudah mencapai 2.068. Kemudia diabetes militus 894. Sedangkan untuk jantung dan paru tidak didata. “Di 10 besar penyakit juga tidak terlalu banyak,” ujar Walyanah, kepada Radar Cirebon, Kamis (17/9).
Di Puskesmas Kesunean, kondisinya juga tidak berbeda. Kepala Puskesmas Kesunean, drg Andy B Setiadi menjelaskan, jumlah warga yang berobat dengan keluhan hipertensi mencapai 612 penderita, disusul diabetes melitus sebanyak 212, dan asma 21, tuberculosis paru sebanyak 54, jantung/atherosclerotic heart disease sebanyak 48.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kesambi, dr Sulfianti Irfan menyebutkan, saat ini PTM justru menjadi penyakit tertinggi yang ada di Puskesmas Kesambi. Di urutan pertama penyakit paling banyak selama bulan Juni adalah hipertensi.
Penyakit tidak menular ini sering disebut juga tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke.
Adapun, urutan dua penyakit tertinggi di Puskesamas Kesamni yakni ISPA dan diurutan ketiga diabetes. Diabetes juga merupakan salah satu jenis PTM yang kini menjadi perhatian. Screening penyakit diabetes pun terus dilakukan untuk remaja mulai 15 tahun. “Kegiatan untuk masyarakat sudah gencar dilakukan sejak usia 15 tahun, terutama untuk PTM,” terangnya.

0 Komentar