Perayaan Muludan di Keraton Kasepuhan Cirebon: Apa Saja Acaranya?

Perayaan Muludan di Keraton Kasepuhan Cirebon: Apa Saja Acaranya?
Perayaan Muludan di Keraton Kasepuhan Cirebon: Apa Saja Acaranya?. Foto : jejak kasus
0 Komentar

Ikan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam gentong untuk difermentasi selama sebulan di kamar jimat Keraton.

Ketika tiba waktu buka bekasem, ikan dibersihkan lagi lalu dijemur di atas jerami sebelum akhirnya digoreng untuk disajikan dalam nasi jimat pada acara panjang jimat.

Tradisi ini menggambarkan bahwa para wali biasanya memilih makan ikan daripada daging; sesuai dengan Cirebon sebagai wilayah pesisir yang memiliki banyak hasil laut.

3. Nasi Jimat.

Baca Juga:Simak! Inilah 6 Cara Mengamankan Data Pribadi Dari Ancaman Kebocoran.Pendaftaran CPNS Resmi di Perpanjang : Inilah Jadwal Seleksi CPNS 2024 Terbaru.

Keraton Kasepuhan mengadakan ritual pembuatan nasi jimat di Dapur Mulud, yang hanya dibuka sekali setahun.

Ritual ini dimulai dengan doa oleh pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Agung Sang Cipta Rasa dan dilanjutkan dengan proses memasak oleh para wanita yang telah berwudu sebagai tanda kesucian.

Nasi jimat dibuat dari beras yang dimasak dengan minyak kletik atau minyak kelapa. Setelah beras mekar, minyak dipisahkan dan nasi disiram dengan air santan dari 40 butir kelapa.

Berbagai rempah-rempah tersebut dicampurkan ke dalam santan dan nasi lalu ditutup menggunakan daun pisang dan dimasak hingga matang.

Mereka juga membuat nasi kebuli dan lauk-pauk seperti tempe, telur, daging ayam kampung dan ikan bekasem yang kemudian dicampur dalam tujuh tenong (wadah).

Dua tenong pertama diserahkan kepada sultan sedangkan tiga tenong berikutnya untuk kerabat sultan.

Sisa tenong diberikan kepada penghulu dan kepala kaum masjid serta warga setempat juga berharap mendapatkannya.

4. Pasar Muludan.

Baca Juga:Kenali Kanker Payudara : Gelaja Serta Penyebab Yang Harus di Waspadai.Mengenal Pabrik Tahu Gejrot Ciledug: Warisan Kuliner Asli Cirebon.

Tahun ini, Pasar Muludan berlangsung dari 16 Agustus hingga 16 September 2024, setelah sebelumnya terhenti akibat pandemi COVID-19 dan proses revitalisasi Alun-alun Sangkala Buana.

Pangeran Raja Muhammad Nusantara, perwakilan Keluarga Keraton Kasepuhan, menjelaskan bahwa Pasar Rakyat Muludan merupakan bagian dari tradisi Grebeg Maulud, peringatan Maulid Nabi SAW di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Itulah acara perayaan muludan di keraton kasepuhan. Muludan di Keraton Kasepuhan, telah menjadi salah satu agenda budaya yang tidak hanya diminati oleh masyarakat lokal, tetapi juga oleh wisatawan dari berbagai daerah. ( Rindy Kartika Lapian)

0 Komentar