Petugas Gencar Patroli di Gunung Ciremai

Waspadai fenomena El Nino
Fenomena El Nino perlu diwaspadai berpotensi memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan alias karhutla khususnya di kawasan Gunung Ciremai.
0 Komentar

KUNINGAN – Petugas gabungan makin aktif melakukan patroli untuk melakukan pengawasan di titik rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Patroli ini lebih fokus di titik yang sebelumnya sempat terjadi kebakaran lahan, khususnya di Blok Cirendang dan Blok Pejaten Desa Padabeunghar Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan.
Seperti yang diketahui, kobaran api sempat menjalar di lahan kering kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) di Blok Cirendang dan Blok Pejaten. Peristiwa kebakaran terjadi melanda lahan kering di Blok Cirendang seluas 20 hektare, sedangkan di Blok Pejaten melahap lahan seluas 2,7 hektare. Hingga saat ini, petugas di lapangan belum mengetahui secara pasti penyebab terjadinya kebakaran lahan kering tersebut. Agar tidak kembali terulang, petugas gabungan baik dari TNI-Polri dan tim TNGC Kuningan maupun relawan intens melakukan patroli lapangan.
Babinsa Setianegara Koramil 1510/Cilimus Serka Mulyadi menuturkan, patroli di kawasan TNGC Kuningan dilakukan sebagai upaya antisipasi terjadinya karhutla. Patroli melibatkan sejumlah unsur terkait, baik dari pihak Polri maupun TNGC dan relawan.
“Kami melakukan pengawasan di daerah rawan kebakaran. Di sini berjaga-jaga, jika tiba-tiba terjadi kebakaran bisa langsung ditangani. Jika suhu udara saat ini cenderung panas, ditambah dengan kondisi angin yang cukup kencang. Jadi bisa dikatakan ini sangat rawan terjadi kebakaran,” kata Serka Mulyadi dalam keterangan persnya, Minggu (13/9).
Oleh sebab itu, pihaknya berupaya keras agar peristiwa kebakaran di kawasan TNGC bisa dicegah sedini mungkin. Sehingga kejadian karhutla tahun lalu yang melanda Gunung Ciremai tidak terulang lagi.
Sementara itu, Humas BTNGC Kuningan Agus Yudantara mengaku telah berupaya maksimal dalam pencegahan karhutla di Gunung Ciremai. Salah satunya melalui pembuatan sekat bakar kuning di sejumlah titik rawan. “Harapannya bila terjadi kebakaran, api tidak membakar seluruh hamparan hutan. Melainkan hanya fragmen tertentu saja. Tak hanya itu, jika sekat bakar kuning dapat digunakan sebagai jalan patrol. Jadi dual fungsi. Saat pencegahan, sekat bakar berfungsi sebagai jalan untuk patrol. Namun ketika ada kebakaran, maka sekat bakar menjadi benteng pemisah bahan bakar,” bebernya.

0 Komentar