PRIHATIN! Minat Masyarakat Terhadap Seni dan Budaya Cirebon Menurun

seni-budaya-cirebon
Suryono, salah satu dalang kenamaan asal Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Ia prihatin seni dan budaya Cirebon kini semakin tak diminati. Foto: Cecep Nacepi/Radar Cirebon.
0 Komentar

CIREBON, RADARCIREBON.ID- Seni dan budaya Cirebon mengalami kemunduran. Terbukti, dengan mulai menurunnya minat masyarakat menonton wayang kulit.

Setiap tahunnya, penonton dan yang menyelenggarakan hiburan wayang kulit di Kabupaten Cirebon berkurang.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu dalang ternama dari Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Suryono.

Baca Juga:Warga Jungjang Cirebon Terima Reward karena Tangkap Pelaku KejahatanIngin Punya Motor, Pelajar di Cirebon Bikin Drama Ngaku Diculik

Dikatakan, jika melihat dari lima tahun ke belakang di Cirebon, yang menyelenggarakan hiburan wayang kulit berkurang.

Sejumlah desa di Kabupaten Cirebon yang biasanya menyelenggarakan hiburan wayang kulit saat panen raya atau musim tanam, kini sudah tidak ada lagi.

“Ada sejumlah desa yang sudah tidak menyelenggarakan hiburan wayang kulit usai panen. Malah diganti dengan organ dan hiburan lainnya,” kata Suryono kepada Radar Cirebon, Jumat (3/2/2023).

Tidak hanya itu saja, penonton wayang kulit juga mulai sepi peminat. Biasanya sebelumnya bisa ratusan orang yang menonton, kini hanya segelintir penonton saja. Kondisi itu, memprihatinkan bagi pecinta seni dan budaya Cirebon.

“Lima tahun lalu ada ratusan orang yang menonton wayang kulit sampai selesai. Sekarang yang nonton wayang kulit sampai selesai kadang 10 orang. Peminat berkurang,” tuturnya.

Menurut Suryono, kesenian dan budaya Cirebon sedang terancam dengan keberadaan ponsel android.

Dengan perkembangan zaman, banyak anak-anak yang dasarnya masih lemah tapi sudah disuguhi dengan ponsel android.

Baca Juga:Jadwal Samsat Keliling di Kabupaten Cirebon untuk Hari Ini dan Besok, Catat Lokasi dan JamnyaTidak Ada Iuran Retribusi Angdes di Tahun 2024, Cek Faktanya

Sehingga, mereka lupa asal mereka, lupa akan tata krama, agama, dan bahasa daerah.

“Apalagi seni daerah, pastinya akan dilupakan oleh generasi yang gemar main smartphone,” ujarnya.

Karena itu, pihaknya dengan teman-teman cinta seni dan budaya Cirebon mempertahankan sanggar dan mendirikan Lembaga Kursus dan Pelatihan Seni Silah Sakti Budaya.

Tujuannya untuk menularkan kecintaannya kepada seni dan budaya Cirebon ke generasi selanjutnya. “Kami terus berupaya untuk melestarikan seni dan budaya, menularkan ke generasi muda untuk cinta budaya Cirebon,” imbuhnya.

0 Komentar