Ribet, Susah Sinyal

Ribet, Susah Sinyal
0 Komentar

Ia pun sudah menginstal aplikasi yang dimaksud. “Tapi saat sudah diinstal minta diperbarui. Saat mau diperbarui, ngga ada sinyal. Di sini (Pasar Pagi, red) susah sinyal,” papar Ayu.
Terbukti sekelumit kendala itu dialami pedagang seperti Ayu. Aplikasi yang sudah diinstall pun nganggur. Belum bisa dibuka karena meminta update. Ayu menunjukannya kepada Radar Cirebon. Ia pun membayangkan bagaimana kalau regulasi ini sudah berjalan.
Selain pembeli yang masih awam, belum lagi memikirkan kendala-kendala yang sewaktu-waktu terjadi. Sama seperti Aldi Rizkia Putra, Ayu mengatakan pedagang saat pagi hari selalu antre. “Kalau ada scan aplikasi kaya gitu, nanti apa ngga tambah antre lagi. Kecuali untuk mencantumkan NIK, mungkin masih mudah bagi ibu-ibu ini,” terangnya.
Ungkapan senada disampaikan Awang, salah satu agen migor curah di Jalan Jagasatru, Kota Cirebon. Awang mengaku bingung. Bahkan tak ingin menggunakan sistem pembelian dengan menunjukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) ataupun menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Gak tahu dan gak paham. Pusing. Tanggapannya itu buat pusing. Kalau satu orang per KTP cuma bisa 1-2 kilogram. Itu kan input-nya ke mana. Dan kita belinya juga aturannya kan beda lagi,” ujar Awang kepada Radar Cirebon, Rabu (29/6).
Apalagi, dirinya menjual dengan kuota bisa per hari mencapai 5 drum migor curah. Sehingga, dirinya merasa keberatan juga untuk menyalurkan masyarakat. Bahkan, ada juga para pedagang eceran yang mengambil ke dirinya. “Kalau yang di pedagang eceran, gimana KTP-nya. Kalau gitu kan sulit. Kalau dipaksakan, saya nyerah. Gak mau jualan migor curah lagi. Kan kalau dijatahin dua kilogram, minta KTP. Urusnya gimana,” jelasnya.
Menurutnya juga, kondisi stok saat ini masih tersedia dengan harga yang bervariasi. Untuk itu, harus pintar-pintar mencari barang. Ada beberapa distributor yang memberikan harga Rp11.900, Rp12.500, Rp12.800 per kilogramnya. “Mereka beda-beda. Padahal mereka sama-sama distributor. Di dalam nih, sekarang sudah Rp13.000 per kilogramnya per jeriken. Makanya harus bisa bersaing dagangnya,” tegasnya.
Sementara saat ini dirinya sudah menjual minyak goreng curah dengan harga Rp14.000 per kilogramnya. Bahkan hal itu sudah terhitung murah. Untuk itu, ia mengharapkan kebijakan tersebut bisa ditunda. Pasalnya, kondisinya saat ini untuk minyak goreng curah sudah turun jauh dari harga yang sebelum-sebelumnya terjadi.

0 Komentar