Sulap Sampah Organik Jadi Pakan Ternak Lele

Sulap Sampah Organik Jadi Pakan Ternak Lele
BAHAS OLAHRAGA: Rapat koordinasi (rakor) olahraga di Aula Dispora Kabupaten Majalengka, kemarin (24/6).  FOTO: ALMUARAS/RADAR MAJALENGKA
0 Komentar

Bermula dari keresahan warga terhadap sampah yang dibuang sembarangan. Membuat warga Komunitas Peduli Lingkungan (Kopeling) RT/RW 05 Kelurahan/Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon berinovasi untuk menyulap sampah organik menjadi pakan ternak lele dan entog.NUR VIA PAHLAWANITA, Sumber
 
SAMPAH yang berasal dari lingkungan RT/RW 05 Sumber ini, disortir. Ada bagian sampah organik maupun anorganik. Tiap rumah di RT/RW 05 Sumber ini, diberi ember sampah, agar warga terbiasa membuang pada tempat yang telah disediakan.
Kepada Radar, Ketua Kopeling, Ahmad Fauzi menyampaikan, tiap tiga-empat hari sekali, pemuda Kopeling keliling mengangkut ember sampah dan memilahnya. Untuk sampah organik seperti buah-buahan, sayuran dan makanan sisa yang telah busuk, dicacah ke mesin penggilingan. Kemudian diproses menjadi pupuk atau pakan ternak.
Begitupun dengan sampah anorganik yang bisa didaur ulang menjadi kerajinan tangan. Sampah-sampah dari warga ini, merupakan bank sampah yang hasilnya dari warga, oleh warga dan untuk warga.
“Sampah organik yang diangkut tiap tiga hari sekali beratnya sekitar 40 kg. Setelah diolah menjadi pakan ternak lele, menghasilkan pakan setidaknya 60 persen dari berat sampah organik sebelumnya,” ujarnya saat dijumpai Radar, Jumat (26/6).
Selain untuk menjaga keindahan dan menerapkan perilaku hidup bersih sehat di lingkungan RT, suatu saat pengolahan limbah sampah ini dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi warga.
Dikatakannya, awal pembelian benih lele berasal dari sumbangan warga. Awalnya, benih lele ini berjumlah 300 ekor, setelah empat bulan lamanya, budidaya lele milik kopeling ini menjadi 10.000 ekor. Lele yang siap panen, siap dijual dalam kondisi bersih dan siap diolah serta dihargai Rp20 ribu/kg.
“Dengan demikian, volume sampah bisa ditekan lewat pengolahan yang produktif. Tak cuma itu, dampak positif lainnya adalah bisa menjadi peluang usaha,” bebernya.
Untuk sementara, hasil penjualan lele yang baru panen, diputar untuk kemudian dikembangkan lagi supaya budidaya ini maksimal. Di sini, tadinya cuma 300 benih lele, sekarang sudah ada 10 ribuan ekor lele.
Untuk kualitas pakan lele dari hasil pengolahan sampah ini, hampir sama dengan pelet. Ini pakan lebih ekonomis kualitasnya, sama saja dengan jenis pakan merek lainnya.

0 Komentar