Sumpah Pemuda: Sejarah, Pemuda dan Masa Depan Bangsa

Shendy Ariftia, guru SMAN 1 Babakan, Jawa Barat
Shendy Ariftia, guru SMAN 1 Babakan, Jawa Barat
0 Komentar

RadarCirebon.id – Sembilan puluh tiga tahun yang lalu, hari ini tanggal 28 Oktober sejarah itu tercipta. Lahirnya Sumpah Pemuda diawali Kongres Pemuda II yang digagas oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh organisasi pemuda.

Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda, dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga, menghasilkan Sumpah Pemuda yang kita kenal selama ini.

Isi dari Sumpah Pemuda

Pertama:

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea:

Baca Juga:Berburu Sepatu EmasDorong Pemkot Buat Kajian Potensi Retribusi

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga:

Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Kutipan Sumpah Pemuda dengan bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu yaitu bahasa persatuan merupakan satu tekad para pemuda Indonesia untuk bersatu melawan segala bentuk penjajahan yang ada.

Mengutip ucapan Soekarno yang menyatakan bahwa, “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.

Dari ucapan Bung Karno tersebut, betapa hebatnya kekuatan dari pemuda. Jika kita merenung dan merefleksikan pidato Bung Karno, maka sejatinya jumlah besar saja tidaklah cukup untuk bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan di kancah dunia.

Bung Karno tidak memerlukan jutaan pemuda untuk bisa mengguncang dunia. Bung Karno hanya membutuhkan pemuda-pemudi unggul yang memiliki tujuan hidup dan kualitas dalam memajukan bangsa ini.

Sebagai generasi muda, sudah seharusnya memiliki pemahaman sejarah. Dengan memiliki pemahaman sejarah maka generasi muda bisa mengetahui asal-usul mereka. Dan mereka tahu sejarah mereka dari mana.

“Jangan lupakan sejarah”, begitu lah yang disampaikan Bung Karno yang kita kenal sampai saat ini. Menurut Aminullah (2017), sejarah perjuangan Indonesia adalah kontiunitas, dari suatu perjuangan generasi yang satu kepada kegenerasi selanjutnya yang akan melanjutkan.

0 Komentar