Tahun Ajaran Baru Toko Seragam Lesu, Maraknya Penjualan Online dan Hal Ini Pemicunya

Hiruk-pikuk aktivitas membeli keperluan seragam sekolah tahun ini tak terlalu dirasakan oleh para pedagang.
Hiruk-pikuk aktivitas membeli keperluan seragam sekolah tahun ini tak terlalu dirasakan oleh para pedagang.
0 Komentar

CIREBON, RADARCIREBON.ID – Biasanya tahun ajaran baru identik dengan seragam baru. Tetapi sayangnya, hiruk-pikuk aktivitas membeli keperluan seragam sekolah tahun ini tak terlalu dirasakan oleh para pedagang. 

Ya, penjualan seragam sekolah di Cirebon mengalami penurunan cukup signifikan pada momen kenaikan tingkat sekolah tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.

Siti Maryam, pemilik toko seragam sekolah di Jalan Kanggraksan, Kota Cirebon, mengatakan penjualan seragam semakin hari semakin sepi. Tahun ajaran baru yang identik dengan seragam baru, semaraknya tak lagi dirasakan para pedagang.

Baca Juga:Terganggu Debu Batubara, Warga Pesisir Demo Desak Penutupan Stockpile di PelabuhanBaznas Bantu Rutilahu, Pemdes Panjalin Lor Siap Tambah Kekurangan 

Ia mengatakan, sejak merebaknya pandemi Covid-19, penjualan seragam sekolah belum naik lagi seperti pada masa kejayaannya, lebih dari 10 tahun lalu. Selain itu, maraknya marketplace atau jualan online juga membuat orang-orang tak lagi memilah-milah baju di toko atau di pasar. 

Saat ini, masyarakat cukup dengan melakukan transaksi lewat gawai, seragam idaman bisa diantarkan ke tempat tujuan. “Walau begitu, masih ada aja yang beli. Alhamdulillah masih disyukuri,” katanya kepada Radar Cirebon, Senin (15/7/2024). 

Menurut Siti Maryam, saat ini orang tua lebih banyak yang membeli seragam sekolah untuk cadangan. Pasalnya, seragam lainnya sudah disiapkan oleh pihak sekolah. 

“Kalau dulu kan biasanya orang-orang tuh beli komplit gitu. Mulai dari seragam sekolah wajib, pramuka, topi, tas, gesper sama kaos kakinya. Nah sekarang beda. Mereka (pembeli, red) bilangnya sudah ada, dari sekolah sudah nyiapin,” kata perempuan yang sudah berjualan seragam sejak 30 tahun lalu itu. 

Hal itu pula yang menyebabkan ia sedikit demi sedikit mengurangi stok untuk sejumlah barang seperti topi, gesper, kaos kaki, hingga emblemnya. Sebab, semakin ke sini, peminatnya semakin sedikit. 

“Kayak topi, dasi, gesper sampai kaos kaki itu katanya ada dari sekolah. Biasanya ada tambahan namanya. Makanya sejak dua tahun lalu, kita sudah gak jual topi sama dasi untuk SMP/SMA. Soalnya sudah tidak ada yang beli,” ujarnya. 

Saat ini, barang-barang yang masih dijual di tokonya antara lain satu set seragam sekolah SD, SMP, dan SMA, seragam Pramuka, tas sekolah dan perlengkapan sekolah lainnya. Namun begitu, Siti Maryam berharap bahwa dalam penjualan seragam bisa meningkat.  “Walaupun sekolahnya sudah masuk, tapi berharap penjualan seragam meningkat,” pungkasnya. (awr)

0 Komentar