CIREBON – Salah
satu penyebab genangan di sejumlah jalan protokol Kota Cirebon, yakni tingginya
sedimentasi pada saluran air. Sehingga daya tampung air pada saluran drainase
menjadi kurang optimal.
Untuk menyiasati kondisi ini dalam jangka pendek, Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang (PUPR) akan melakukan normalisasi sejumlah drainase.
Kemudian menata bagian dasar drainase menggunakan gravel, sebagai parung
penyimpan endapan.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Penataan
Ruang (DPUPR), Agung Kemal menjelaskan, uji coba penerapan sistem gravel akan
dilakukan di sejumlah ruas saluran sungai. Terutama yang kondisi sedimentasinya
sudah cukup parah, diantaranya di Saluran Arya Kemuning-Ampera, Langensari, dan
Sidamulya.
Baca Juga:Informasi Simpang Siur Menimbulkan KecemasanBBWSCC: Desain Embung Sudah Sesuai Rencana
“Selama ini kita cek juga kondisi saluran-saluran drainase
perkotaan sedimentasinya cukup parah. Nanti akan kita normalisasi lagi,” tutur
Agung, kepada Radar Cirebon, Selasa
(10/3).
Di tempat terpisah, Kepala Seksi Drainase Perkotaan, Hendryatno
menambahkan, uji coba penataan drainase sistem ini, diharapkan volume air akan
terampung dengan maksimal. Sehingga, kendati terjadi peningkatan debit air,
kapasitas badan saluran drainase tersebut akan tetap normal.
Pembuatan sistem gravel pada saluran air ini akan dilakukan
sepanjang ratusan meter di setiap ruas saluran yang akan diujicoba. Hanya saja,
terkait pengerjaanya pihaknya belum bisa memastikan waktunya,
Hendryanto berharapo, ketika penataan saluran dengan sistem
gravel ini sudah diterapkan, warga sekitar dapat ikut menjaganya dengan tidak
membuang sampah ke dalamnya. Karena sedimentasi tanah dan lumpur di parung
saluran biasanya terbawa arus ketika aliran air cukup deras.
Lain halnya, sedimentasi bercampur dengan sampah dan limbah
rumah tangga justru sulit tersapu alur. Akibatnya, lama-kelamaan semakin
mengendap dan tetap akan menjadikan sedimentasi di dasar sungai semakin tebal. (azs)