KUNINGAN – Jembatan penghubung Desa Jambar-Ciherang di Kecamatan Kadugede, ambruk akibat pondasi tergerus aliran air sungai yang deras, Minggu (8/11).
Berdasarkan informasi dihimpun, ambruknya jembatan tersebut terjadi pada Minggu pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Sebelumnya, warga sudah melihat tanda-tanda jembatan akan ambruk dan melaporkannya ke perangkat desa termasuk Polsek Kadugede yang langsung ditanggapi dengan memasang garis polisi.
“Minggu pagi sudah terlihat ada retakan-retakan di badan jembatan sehingga warga langsung lapor ke pemerintah desa dan polsek. Karena kondisinya semakin mengkhawatirkan, polisi kemudian memasang police line agar masyarakat tidak lewat jembatan tersebut,” ungkap Hamdan, salah satu warga Desa Jambar kepada Radar.
Benar saja, lanjut Hamdan, baru beberapa menit jembatan dipasang garis polisi, salah satu ujung jembatan tiba-tiba ambruk. Tak lama kemudian, seluruh badan jembatan pun ambruk dan menyebabkan akses jalan Desa Jambar dan Ciherang terputus total.
“Jalan ini satu-satunya penghubung Desa Jambar dan Ciherang. Dengan kondisi seperti ini, warga yang ingin ke desa seberang harus memutar lewat Cikadu yang jaraknya hampir 5 kilometer. Alhamdulillah, kejadian jembatan ambruk ini tidak sampai menimbulkan korban,” ujarnya.
Jembatan berukuran panjang 20 meter dan lebar 6 meter tersebut ambles hingga tak bisa dilewati kendaraan baik roda dua maupun empat. Kejadian jembatan putus ini pun langsung ditanggapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan yang mendatangi lokasi dan melakukan pendataan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas PUTR untuk penanganannya ke depan. Mudah-mudahan secepatnya bisa dilakukan perbaikan,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Indra Budi.
Indra mengatakan, penyebab ambruknya jembatan tersebut karena bagian pondasi jembatan habis terkikis oleh air aliran sungai. Menurutnya, hujan yang turun dengan intensitas tinggi akhir-akhir ini menimbulkan arus sungai yang deras dan akhirnya mengikis lapisan tanah penyangga pondasi jembatan hingga akhirnya ambrol.
“Untuk penanganan darurat, kami sudah melakukan pemasangan tanda peringatan penutupan akses jalan akibat jembatan putus. Secepatnya akan ada kajian dari dinas terkait untuk solusi perbaikannya,” ujar Ibe, panggilan akrabnya. (fik)