Pendangkalan Setu dan Sungai Ciledug, Tujuh Rumah Langganan Banjir

Pendangkalan Setu
LANGGANAN BANJIR: Pendangkalan setu atau embung di Gang Setu Saeur menjadi salah satu penyebab banjir yang selalu menggenangi tujuh rumah warga setiap kali hujan turun. FOTO: M taufik/radar kuningan
0 Komentar

KUNINGAN – Warga di Gang Setu Saeur, Desa
Luragungtonggoh, Kecamatan Luragung, mengeluhkan banjir yang selalu menggenangi
pemukiman mereka setiap kali hujan deras tiba. Pendangkalan sungai dan situ
atau embung di dekat pemukiman tersebut diduga menjadi penyebabnya sehingga
warga berharap ada perhatian dari pemerintah dan pemilik setu untuk mencari
solusinya.

Salah satu
warga setempat Entin (44) mengungkapkan, saat hujan deras dengan durasi lebih
dari dua jam bisa dipastikan kawasan tersebut tergenang air hingga ketinggian
mencapai 50 sentimeter. Lokasi pemukiman warga yang berada di cekungan praktis
menjadi tempat berkumpulnya air dari berbagai arah, termasuk dari luapan Sungai
Ciledug yang kini sudah dangkal.

“Permukaan
air setu dengan aliran Sungai Ciledug sekarang sudah sejajar, sehingga saat
hujan deras tiba otomatis air akan meluap dan menggenangi pemukiman warga. Ada
tujuh rumah di sepanjang gang ini menjadi langganan banjir setiap kali hujan
deras tiba,” ungkap Entin.

Baca Juga:Nusantara Bershalawat Serentak di Seluruh DapilDKM Jami Baiturrahim Rutin Santuni Puluhan Anak Yatim

Entin
mengaku kejadian banjir akibat luapan setu dan Sungai Ciledug tersebut menjadi hal
yang rutin terjadi setiap musim hujan tiba. Oleh karena itu, para penghuni
tujuh rumah langganan banjir tersebut sudah melakukan antisipisasi dengan
meninggikan teras dan lantai rumah mereka agar air jangan sampai masuk ke dalam
rumah.

“Tapi
kalau hujannya sangat deras dan durasinya hingga tiga jam lebih tetap saja air
bisa masuk. Kalau di luar rumah genangan air bisa mencapai paha orang dewasa,
dan yang masuk ke rumah bisa semata kaki,” ujarnya.

Sementara
itu, Kepala Desa Luragungtonggoh Emnar Maeso Jenar membenarkan kondisi
lingkungan di Gang Setu Saeur yang kerap menjadi kawasan langganan banjir.
Pihaknya pun kini tengah berupaya melakukan penanganan, salah satunya dengan
meminta bantuan Pemerintah Kabupaten Kuningan dan partisipasi pemilik situ
serta masyarakat setempat untuk melakukan penataan kawasan setu dan sungai.

“Salah
satu penyebab pendangkalan Sungai Ciledug adalah kejadian longsor TPT bibir
sungai yang masuk wilayah Desa Luragunglandeuh sekitar dua tahun lalu. Oleh
karena itu, kami berharap ada partisipasi dari desa tetangga untuk normalisasi,

0 Komentar