UGJ Gandeng UKM Handicraft Tingkatkan Desain produk

UGJ Gandeng UKM Handicraft Tingkatkan Desain produk
PEMBINAAN: Dosen UGJ Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen, Anna Suzana SE MM (kaus orange) memberikan pembinaan kepada pelaku UKM di Blok Setu Oncom, Desa Setu Kulon. FOTO: UGJ FOR RADAR CIREBON
0 Komentar

 
 
PLERED – Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Cirebon terus berkembang. Menariknya di Kecamatan Weru dan Plered, ada UKM handicraft yang berbahan kulit asli dan tas camera. Yang membedakan, UKM handicraft ini ownernya adalah anak muda. Motivasi mereka mengembangkan bisnisnya lebih besar sampai ekspor.
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon (UGJ) pun tertarik melakukan proses pendampingan. Pasalnya, bisnis mereka rata-rata belum dikenal di Cirebon. Lebih dikenal di luar kota. Bahkan, sudah banyak yang custom.
Produk yang tersedia, lebih mengarah kepada customer pria, untuk hobi fotografer. Namun, beda dengan costumer perempuan, belum ada pilihan bisa membeli produk tersebut.
Proses pendampingan sudah dilakukan, sejak Agustus 2020 oleh dosen UGJ Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen. Support dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat UGJ Cirebon, Anna Suzana SE MM dan Adi Setiawan SE MM.
Keduanya, konsentrasi di Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia dan Manajemen Pemasaran.  Meneruskan pendampingan UMKM Juara Program Dinaskop Provinsi Jawa Barat.
Dosen UGJ Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen, Anna suzana SE MM mengaku, beberapa aspek pendampingan sudah dilakukan dari pendampingan kewirausahaan. Akses pendanaan dengan BJB, peningkatan kapasitas  pengelolaan keuangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
“Dan pada program saat ini peningkatan kapasitas inovasi desain produk. Kekuatan bisnis UKM ini adalah memiliki tempat produksi sendiri, sehingga mudah ekspansi. Namun kemampuan desain masih terbatas dan sesuai pesanan,” kata Anna.
Dia berharap, UKM handicraft bisa keluar dari zona nyaman serta lebih variatif menyuguhkan produk secara demografi seluruh jenis kelamin serta berbagai usia. Mengarahkan produk ready dengan berbagai desain model serta sistem penjualan lebih luas lagi dikenal oleh masyarakat.
“Perubahan desain produk lebih eksklusif  sehingga bisa sebanding dengan produk homemade sejenis baik dari kualitas dan warna yang disajikan,” paparnya.
Alasannya, lanjut Anna, karena dari bahan yang berkualitas jika dibuat dengan standar, otomatis akan menurunkan kualitas suatu produk. Namun, apabila bahan standar dengan kemapuan desain dan produksi lebih baik, maka value suatu barang meningkat.

0 Komentar