Urban Farming, Solusi Bisnis di Lahan Terbatas

Urban Farming, Solusi Bisnis di Lahan Terbatas
BERNILAI EKONOMIS: Chiska Nova Harsela mendirikan Green House di Jl Simaja Selatan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. FOTO: OKRI RIYANA/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON – Urban Farming tengah menjadi tren anak muda melakoni
bisnis. Lahan terbatas bukan alasan untuk tidak mampu bersaing. Bukan
sembarangan, pasarnya merambah hingga retail modern dengan berbagai produk yang
telah dihasilkan.

Chiska Nova Harsela tengah fokus
mengembangkan bisnis sayuran hidroponik yang telah 1 tahun ditekuninya.
Perempuan 26 tahun itu, berhasil menembus retail modern kenamaan di Kota
Cirebon untuk membantu memasarkan produknya dengan nama Green Vest tersebut.

Bisnis dari Sarjana Teknik
Pertanian Universitas Negeri Jenderal Soedirman itu, satu-satunya di Cirebon
yang berhasil teken Memorandum of Understanding (MoU) dengan pasar moderen,
seperti Hypermart, Foodmart, Transmart dan Yogya. Dan akan terus melakukan
kerja sama, dengan beberapa retail lain di dalam kota dan luar kota.

Baca Juga:PMI Butuh Mobil Donor DarahGadget Bisa Buat Anak Terlambat Bicara

Chiska menyebut kebun tanaman
hidroponiknya dengan nama: Green House. Berukuran 10×10 meter dan berlokasi di
Jl Simaja Selatan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.

Beragam produk sayuran yang telah
di hasilkan. Diantaranya caisim, selada, bayam hijau, bayam merah, pakcoy, dan
kangkung. Selain itu, perempuan satu orang anak itu juga membuat produk
smooties atau minuman kemasan dan menyehatkan dari buah dan sayur hidroponik
yang di tanamnya. “Sistemnya pre order, biar fresh. Kalau buahnya si beli di
pasar,” tuturnya.

Banyaknya permintaan dari retail
dan rumah tangga, membuat alumni SMAN 1 Dukupuntang itu harus melakukan
manajemen tanam dan melakukan panen setiap hari. “Green Vest adalah
satu-satunya yang tembus retail modern, karena kami berbadan hukum,” kata
Chiska.

Green Vest di bawah naungan CV
Syntax Corporation Indonesia. Selain menghasilkan produk, Green Vest telah
memiliki desa binaan dan berencana mengadakan pelatihan hidroponik. Siapapun
boleh mengikuti, dengan biaya Rp20 ribu untuk satu kali pertemuan.

“Kita datang ke rumah untuk pelatihan,
dan uang Rp20 ribu itu sudah dengan paket starter kit atau fasilitas
pelatihannya. Jika mereka sudah menghasilkan produknya sendiri dan menjadi
rekanan, sayurannya akan kita beli,” pungkasnya.

Melalui Green Vest, Chiska ingin
membantu pemerintah dalam mensuplai ketahanan pangan khususnya di Kota Cirebon.
Di Green House, Chiska juga mendirikan sebuah kantor. Di mana di kantor itu,

0 Komentar