Uya Utama

podcast-uya-kuya
Uya Kuya makin naik naik kelas lewat podcast-nya. Instagram-.
0 Komentar

Oleh: Dahlan Iskan

 UYA KUYA terlihat kian naik kelas. Podcast-nya kian serius. Terakhir yang saya lihat: mewadahi keluarga yang mengaku disiksa polisi, dibakar rumahnya, dan dirampas kebun sawitnya.

Yang seperti ini, dulu, adalah pekerjaan wartawan dari surat kabar mainstream. Di era koran yang kian sulit tidak terlihat lagi koran perjuangan yang  menegakkan keadilan dan membela orang lemah seperti itu.

Peran itu kini diambil alih oleh Uya Kuya. Lihatlah podcast-nya tentang nasib petani sawit dari Rokan Hilir, Riau. Petaninya sendiri sudah meninggal dunia. Yang hadir di podcast Uya Kuya adalah istri dan dua putri petani itu. Mereka didampingi pengacara terkenal Kamaruddin Simanjuntak. Anda sudah tahu pengacara ini: yang top berkat keberaniannya membela terbunuh Brigadir Josua dalam kasus Inspektur Jenderal Polisi Sambo itu.

Baca Juga:Yuk, Cek Bansos Kemensos, Hanya 5 Langkah Kok, GAMPANG!Polisi Tangkal Isu Penculikan Anak SD di Dompyong Cirebon, Simak Penjelasan AKP Ahmad Nasori

Uya Kuya tidak sekadar pewawancara di podcast itu. Uya Kuya sudah memberanikan dirinya sebagai pejuang keadilan. Ia  berjanji akan terus mengawal kasus ini. Apa pun risikonya. Tekad seperti itulah yang dulu mendarah-daging di kalangan wartawan koran.

Mungkin masih ada wartawan koran yang seperti itu. Tapi pengaruh tulisan di korannya sudah tidak menggetarkan seperti dulu lagi. Sebuah tulisan di koran sudah tidak bisa lagi menghebohkan. Lalu berkembang menjadi isu penekan bagi pengambil kebijakan.

Sebenarnya keluarga petani tersebut sudah melakukan apa yang dianjurkan pengacara Alvin Lim yang kini di tahanan polisi: buatlah video, upload-lah ke YouTube, viralkan. “Itulah senjata bagi pencari keadilan bagi orang yang tidak punya uang dan tidak punya jabatan”.

Keluarga itu pun sudah membuat TikTok. Tapi setelah TikTok menyebar justru tekanan aparat polisi yang meningkat.

Menurut penuturan di podcast itu segala cara sudah dilakukan keluarga petani ini: mengadu, mendatangi polisi, membuat TikTok. Tapi tetap tidak berhasil. Justru keluarga ini disiksa, ditahan, rumah dibakar, rumah satunya lagi diduduki dan sang petaninya sendiri akhirnya meninggal dunia.

Terakhir mereka ke Jakarta. Ke Istana Negara. Ingin bertemu Presiden Jokowi yang ia cintai. Ia mencoba memanjat pagar Istana. Ditangkap. “Tiga kali kami datang ke Istana, gagal semua,” ujar keluarga itu. Kini mereka tinggal di sebuah gang sempit di dekat Kalibata. Bukan untuk pindah ke Jakarta tapi untuk berjuang di Jakarta.

0 Komentar