CIREBON, RADARCIREBON.ID- Para peternak sapi di Kabupaten Cirebon kembali dibuat waswas. Belum selesai Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sekarang banyak sapi yang terjangkit penyakit lato-lato. Nama sebenarnya adalah Lumpy Skin Disase (LSD), tapi para peternak menyebutnya penyakit lato-lato.
Cirinya, seluruh tubuh sapi akan muncul benjolan dengan ukuran lumayan besar. Benjolan tersebut akan berubah menjadi hitam, kemudian akan pecah, yang mengakibatkan daging sapi akan membusuk.
Sapi yang terserang penyakit lato-lato akan kurus, karena hilangnya nafsu makan, demam dan dapat membuat sapi tersebut mati. Biasanya penyakit lato-lato ini akan menyebar melalui serangga seperti lalat, nyamuk dan serangga lainnya.
Baca Juga:WASPADA! Ini Modus Curanmor di Cirebon, Sasarannya Wanita, Sudah 3 Kali Berhasil2 Pekan Jelang Ramadhan, Harga Cabai Naik di Pasar Sumber
Nah, penyakit lato-lato itu juga menyebar di Kabupaten Cirebon. Sedikitnya, sebanyak 83 ekor sapi di Kabupaten Cirebon terjangkit pada awal 2023.
Data yang dihimpun oleh Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, 83 ekor sapi yang terjangkit oleh penyakit lato-lato menyebar di 15 kecamatan di Kabupaten Cirebon.
Di antaranya, Kecamatan Greged sebanyak 1 ekor yang terjangkit, Kecamatan Beber 6 ekor, Kecamatan Susukan Lebak 14 ekor, Kecamatan Dukupuntang 6 ekor, Kecamatan Gebang 33 ekor, Kecamatan Mundu 4 ekor, Kecamatan Pasaleman 2 ekor, Kecamatan 4 ekor.
Kemudian Kecamatan Pangenan 2 ekor, Kecamatan Pabuaran 1 ekor. Kecamatan Astanajapura 3 ekor, Kecamatan Babakan 3 ekor, Kecamatan Tengah Tani 2 ekor, dan Kecamatan Plered 1 ekor.
Dengan kejadian itu, Distan melakukan upaya keras untuk mencegah penyakit lato-lato melalui Pertanian. “Kita sudah melakukan upaya vaksinasi untuk pencegahan penyakit LSD,” ujar Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, drh Encus Suswaningsih, (8/3/2023).
“Tetapi belum bisa menjangkau jumlah populasi sapi di Kabupaten Cirebon yang mencapai 5.700 ekor. Baru bisa lakukan vaksinasi untuk 300 ekor sapi, kita sedang meminta tambahan vaksin ke provinsi,” sambung Encus Suswaningsih.
Selain vaksinasi, pihaknya juga melakukan upaya pencegahan dengan cara pengobatan dan penyemprotan kandang dengan cairan disinfektan. Penyemprotan desinfektan itu, sudah disosialisasikan ke para peternak sapi.