Warga Dusun Nangka Asjap Gelar Syukuran

Warga Dusun Nangka Asjap Gelar Syukuran
MENGARAK TUMPENG: Ratusan warga Dusun Nangka Desa Astanajapura merayakan malam 10 Muharam dengan mengarak tumpeng keliling dusun. Kemudian dilanjutkan dengan doa dan makan bersama dengan anak-anak yatim. FOTO: DENY HAMDANI/RADAR CIREBON
0 Komentar

 
ASTANAJAPURA – Merayakan 10 Muharram dan juga bukti rasa syukur warga yang mewaqafkan tanahnya untuk akses jalan, ratusan warga Dusun Nangka Desa Astanajapura (Asjap) menggelar acara selamatan dan pengajian, Jumat malam (28/8).
Ratusan warga merayakan malam 10 Muharam atau biasa dikenal dengan Hari Asyura (kalender Islam) dengan mengarak tumpeng keliling dusun. Kemudian dilanjutkan dengan doa dan makan bersama dengan anak-anak yatim.
Ketua panitia, Ma’mun SAg kepada Radar mengatakan, kegiatan ini merupakan luapan kegembiraan umat Islam, khususnya warga di Dusun Nangka. Mengingat tepat pada tanggal 10 Muharram banyak momentum penting dalam sejarah yang tidak bisa dilupakan.
Misalnya, diciptakannya Nabi Adam oleh Allah SWT, terbelahnya Laut Merah saat Nabi Musa dikejar oleh Fir’aun, dikeluarkannya Nabi Yunus dari perut ikan paus, selamatnya Nabi Ibrahim dari api yang membakarnya oleh Raja Namrud, dilahirkannya Nabi Isa dan masih banyak lagi.
“Luapan kegembiraan ini bernilai sama dengan kisah-kisah tersebut. Sehingga, membuat kami sadar bahwa momen ini perlu diperingati dengan hal-hal yang positif. Agar generasi Islam bisa terus mengingatnya dan belajar, sehingga mampu mengambil hikmah dari setiap peristiwa tersebut,” tuturnya.
Kemudian, makna dari arak-arakan wujud dari gotong royong warga di Dusun Nangka yang ingin meramaikan 10 Muharram. “Alhamdulillah, dengan kesadaran yang tinggi, kami berdonasi demi suksesnya acara ini, sehingga tercipta kebersamaan dan kegotongroyongan,” imbuhnya.
Selain memperingati 10 Muharram, kegiatan tersebut dibarengi dengan tasyakuran pelebaran Jalan H Mahsan yang berada di Dusun Nangka. Jalan H Mahsan merupakan akses masuk ke dalam Lembaga Pendidikan Pesantren Al-Ikhlashiyah Desa Astanajapura. “Jalan ini sangat penting, karena menuju tempat pendidikan agama,” ujar warga setempat, Tamami.
Sebelumnya akses jalan yang biasa dilalui oleh warga dan wali santri, kondisinya sempit akibat adanya pembangunan rumah milik salah satu warga. Akhirnya, pengurus pesantren dan warga sekitar membuat akses jalan alternatif yang lebih lebar.
“Warga sepakat, untuk mewakafkan sebagian kecil tanahnya guna melebarkan jalan alternatif menuju pesantren. Karena kami sangat sadar, bahwa membantu pengembangan pesantren merupakan amal jariyah untuk bekal kami di akhirat kelak,” ucapnya.

0 Komentar