Warga Indramayu Sambut 32 Biksu, Jelang Waisak Jalan Kaki dari Thailand Menuju Borobudur

jalan-kaki
Puluhan Biksu dari 4 negara yang melakukan thudong yakni ritual jalan kaki disambut warga Indramayu saat singgah di Mapolsek Patrol. Foto: Komarudin Kurdi/Radarcirebon.id
0 Komentar

Seperti dikutip dari laman Ditjen Bimas Buddha Kemenag, thudong adalah kegiatan atau perjalanan ritual yang dilakukan oleh para bhante atau biksu yang dilakukan dengan berjalan kaki sejauh ribuan kilometer.

Ada perbedaan thudong saat ini dengan zaman dulu. Menurutnya, Thudong ini merupakan tradisi berjalan dimana pada zaman Sang Buddha waktu belum ada vihara, belum ada tempat tinggal para bhante zaman itu tinggal dari hutan ke hutan, gunung atau gua.

Sedangkan pada zaman ini, para bhante atau biksu tetap melestarikan, digeser ke vihara  menjadi sebuah rangkaian bertepatan dengan Hari Raya Waisak.

Baca Juga:Cetak Generasi Muda Berkarakter, Kodim 0620 Berikan Bintal dan Disiplin Pelajar SLTABMKG Warning Potensi Banjir Rob, Nelayan Pantura Indramayu Pilih Turun Jangkar

“Jadi dalam setahun mereka akan berjalan seperti ini selama empat bulan untuk melaksanakan tradisi ini dan kebetulan karena di Indonesia ada Candi Borobudur bertepatan Hari Raya Waisak dan mereka jalan dari Thailand,” terang Bhante Dhammavuddho.

Dijelaskannya, tradisi thudong ini bertujuan untuk melatih kesabaran para biksu, karena dalam melakukan perjalan tersebut mereka akan terkena panas sinar matahari, hujan dan makan sekali. Selain itu mereka juga akan tinggal atau beristirahat di tempat seadanya.

“Tradisi thudong yang dilakukan oleh para biksu tersebut untuk belajar bersabar, karena Sang Buddha mengatakan bahwa kesabaran adalah praktik dharma yang paling tinggi,” pungkasnya. (kom)

 

0 Komentar