Warisan Akulturasi Budaya di Museum Keraton Kasepuhan

sejarah-tionghoa-cirebon
Peninggalan penduduk Tionghoa masih tersimpan dengan baik di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon. Foto: Ade Gustiana/Radar Cirebon.
0 Komentar

Mengurangi guncangan. Badan kereta mengayun maju-mundur. Sebabkan pergerakan keluar/masuk lidah pada mulut kepala naga. Serta mengepakkan sayap seperti sedang di atas awan. Semua tampak hidup.

Kemudian ada batu yang digunakan sebagai penunjuk arah kiblat. Dinamakan Batu Gilang. Batu peninggalan Sunan Gunung Jati abad XIV masehi.

Dulu, batu ini bagian dari bangunan Gedong Si Rara Denok atau Petilasan Keraton Dalam Agung Pakungwati. Sedikitnya, ada 2 ribu benda pusaka di Museum Pusaka Keraton Kasepuhan.

Baca Juga:Jadwal Bioskop CSB XXI Hari Ini, Minggu 22 Januari 2023; Pas Momen Liburan ImlekTempat Wisata Cirebon, Keraton hingga Goa; Jalan-jalan Sekaligus Belajar Sejarah

Selain Tionghoa dan Islam di Nusantara, beberapa koleksi merupakan peninggalan Portugis, Tiongkok, Belanda dan Jepang.

Benda-benda itu peninggalan dari zaman Padjajaran, Fatahilah saat menggempur Portugis di Sunda Kelapa, Sunan Gunung Jati, Panembahan Ratu, hingga era kesultanan mulai dari Sultan Sepuh I hingga Sultan Sepuh XIV. (*/selesai)

0 Komentar