Wisata Sejarah di Kota Tua Jakarta yang Jadi Favorit Pengunjung  

wisata sejarah di kota tua jakarta
Wisata sejarah di Kota Tua Jakarta. foto: Yuda sanjaya - radarcirebon.id
0 Komentar

Pada tahun 1968 hingga 1975 gedung ini pernah digunakan sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta pada tanggal 20 Agustus 1976 diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa oleh Presiden Sueharto. Dan digedung ini pula terdapat Museum Keramik yang diresmikan oleh Bapak Ali Sadikin (Gubernur DKI Jakarta) pada tanggal 10 Juni 1977, kemudian pada tahun 1990 sampai sekarang menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik.

Didalam Museum Seni Rupa terdapat koleksi-koleksi sebagai berikut:

  • Koleksi Keramik
  • Perpustakaan
  • Studio Gerabah
  • Toko Cindera Mata
  • Fasilitas Gedung
  • Kegiatan yang diadakan setiap tahunannya diantara lain Penyuluhan Permuseuman, Pameran Temporer, Partisipasi kegiatan diluar Museum.
  • Fasilitas Umum

4 Museum Bahari

Gedung Museum Bahari semula adalah gudang penyimpanan rempah -rempah.

VOC membangun gedung ini secara bertahap sejak 1652 hingga 1759.. Pada 1976 kompleks gedung ini diserahkan kepada pemerintah DKI Jakarta yang kemudian dipersiapkan sebagai sebuah Museum. Museum Bahari diresmikan pemakaiannya pada 7 Juli 1977.

5 Museum 3D Kota Tua

Baca Juga:BESAR BANGET! Tunjangan dan Gaji PPPK Guru 2022 yang Baru Lolos, Capai Belasan JutaWisata Populer Bukit Cinta Anti Galau Cirebon

Adalah Museum yang menampilkan karya tiga demensi. Atau disingkat dengan 3D dimana bentuk dari suatu benda yang memiliki panjang, lebar dan tinggi jadi pada intinya,  seni 3 demensi panjang, lebar, dan tinggi.

Atau banyak dikenal sebagai patung atau keramik. Yang spesial dari Museum 3D ini adalah menyajikan gambar -gambar lukisan mural yang mengecoh visual mata para pengunjung.

Dan memepersiapkan kontennya tergolong dengan waktu yang singkat . waktu persiapannya yaitu sekitar kurang lebih 4 bulan dengan waktu yang singkat itu, Museum 3D ini menampilkan hampir lebih dari 100 lukisan mural.

6 Museum Bank Mandiri

Dibangun pada tahun 2004. Museum  yang menempati area seluas 10.039 m2 dengan luas gedung sebesar 21.504 m2 ini pada awalnya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) ATAU KANTOR Factorij di Batavia yang merupakan perusahaan dagang milik raja Belanda yaitu Willem I yang kemudian berkembang menjadi perusahaan dibidang perbanklan.

Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) dinasionalkan pada tahun 1960 menjadi salah satu kantor Bank Kopererasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor.

Kemudian bersamaan dengan lahirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (BankExim) pada 31 Desember 1968, gedung tersebut pun beralih menjadi kantor pusat Bank Export Import hingga akhirnya legal merger Bank Exim bersama Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri (1999), dan menjadi asset Bank Mandiri.

0 Komentar