ini,” tegasnya.
Bahkan negara-negara
maju pun bisa saja terkejut akan keganasan yang bisa dilakukan oleh virus ini,
jika tidak siap dalam menghadapinya. Dia menegaskan, epidemi yang terjadi di
Korea Selatan, Italia, dan Iran menunjukkan kemampuan sebenarnya virus ini.
Tedros mengatakan,
WHO selalu menginformasikan virus COVID-19 berpotensi untuk menjadi pandemi.
Pihaknya telah menyediakan alat untuk membantu setiap negara mempersiapkannya.
WHO telah mengirimkan
alat uji laboratorium untuk 57 negara dan peralatan pelindung diri ke 85 negara
yang membutuhkannya. WHO juga telah melatih 80 ribu petugas kesehatan melalui
kursus dalam jaringan (daring) dalam berbagai bahasa. “WHO siap mendukung
setiap negara untuk mengembangkan rencana nasionalnya,” ujarnya.
Baca Juga:Obat Corona Mulai Langka di Amerika SerikatDubes India Bantah Rusuh, Klaim Situasi Tetap Damai
Namun Tedros
berpendapat, virus COVID-19 ini sangat mungkin untuk dikendalikan. Informasi
terbaru dari China menyebutkan, bahwa virus ini tidak bisa menyebar secara
langsung dalam komunitas masyarakat yang luas.
Di Guangdong, kata
Tedros, para ilmuwan menguji lebih dari 320 ribu sampel dari masyarakat dan
hanya 0,14 persen yang positif COVID-19. Dia juga mencontohkan negara yang
terjadi kasus namun belum melaporkan kasus lagi selama lebih dari dua pekan
yaitu Belgia, Kamboja, India, Nepal, Filipina, Rusia, Sri Lanka, dan Vietnam.
“Virus COVID-19
bisa dikendalikan di negara tersebut, karena masing-masing negara melakukan
langkah-langkah awal yang agresif untuk mencegah penularan sebelum virus itu
dapat berkembang,” pungkasnya. (der/fin)