CIREBON –
Kondisi eksisting destinasi wisata di wilayah Kabupaten Cirebon, potensinya
cukup banyak. Bahkan di tahun ini, jumlahnya sudah puluhan. Namun dalam
mengembangkan destinasi tersebut, pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon menggunakan
skala prioritas.
Kepala Bidang Pariwisata Disbudparpora Kabupaten Cirebon, Nana Mulyana menuturkan, hingga kini eksisting ada hampir 60 yang mengusulkan proposal. Pihaknya pun sedang memilah dengan skala prioritas. “Selain memiliki potensi nilai jual, kami juga melihat jumlah kunjungan untuk menetapkan destinasi tersebut ke skala prioritas,” tuturnya, kemarin (4/3).
Dari
seleksi yang dilakukan, terpilih empat destinasi wisata di Kabupaten Cirebon
yang akan dikembangkan dengan dukungan OPD dan Forkopimda. Beberapa destinasi
tersebut antara lain wisata Religi Gunung Jati yang kini sudah berjalan meski
tanpa promosi. Kemudian wisata Batu Lawang juga akan ditata ulang sesuai
potensi alam, nanti di dalamnya akan disediakan wisata lain seperti Sunan
Bonang, Waduk, dan Agrowisata. “Aksesibilitas yang akan kami benahi karena
akses untuk ke destinasi ini masih sulit,” ungkapnya.
Baca Juga:Prihatin, ke Batu Lawang Harus Lewat Majalengka DuluDPPKBP3A Tekan Kekerasan Seksual Anak, Gencar Bangun Jejaring sampai Tingkat Desa
Lanjutnya,
wisata belanja kawasan Sentra Batik Trusmi juga akan menjadi prioritas
pengembangan destinasi wisata. Untuk pengembangan destinasi ini sebesar Rp52
miliar anggaran sudah diusulkan, tinggal menunggu realisasinya. Dan destinasi
wisata yang terakhir yakni Ambulu (Hutan Mangrove) yang dinilai memiliki
potensi besar.
“Wisata
Ambulu ini kami anggap sangat berpotensi karena belum satu tahun saja,
kunjungannya sudah mencapai 40 ribu orang,” jelasnya.
Pihaknya
menekankan pemerintah akan terus mendorong berbagai destinasi wisata dan
industri ekonomi kreatif yang membutuhkan dorongan untuk meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan. Berbagai upaya juga terus dilakukan seperti calender of
event yang sudah dibuat.
“Event
yang ada pun kami matching-kan dengan
tempat pariwisata agar memperkenalkan destinasi wisata kami. Mengenai calender
of event, sudah disusun tinggal keseriusan pemangku kebijakan dalam membangun
eksisting pariwisata, action dan eksekusinya,” tukasnya. (apr)