CIREBON – Kesalahan teknis pada pelebaran Jalan Cipto Mangunkusumo memberi andil terhadap genangan yang terjadi setiap kali turun hujan. Di samping itu, ada penumpukan sedimentasi dan sumbatan sampah.
Petugas drainase perkotaan dan UPTD Pengolahan Air Limbah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) menemukan kesalahan teknis drainase. Kondisi ini terungkap dari pemeriksaan yang dilakukan, Kamis (5/3) dengan membongkar tutup inlet.
Diduga, kesalahan teknis terjadi saat pembuatan saluran ketika
Jl Cipto Mangunkusumo dilakukan pelebaran hingga ke dekat SMKN 2 Cirebon.
Baca Juga:Musyawarah Pasar Ciputat Nyaris RicuhTuris Iran, Italia dan Korsel Dilarang Masuk RI
Seperti diketahui, beberapa tahun belakangan ruas sebelah
barat jalan kawasan bisnis ini, kerap terendam genangan air yang cukup tinggi
dan cukup lama. Ini terjadi sejak jalan protokol di Kota Cirebon tersebut
mengalami pelebaran.
Sebelum terjadi pelebaran jalan, di sisi sebelah barat
terdapat drainase yang mengalir dari arah Sunyaragi. Saluran ini memanjang
sampai depan SMKN 2 dan terdapat percabangan. Ada yang ke Sungai Cimanggis (samping
KCD Disdik Jabar), ada yang lurus terus sampai ke kawasan Gunungsari.
Sebenarnya, bila skema drainase ini befungsi air dari
drainase dari SMKN 2 tersebut akan terus mengalir hingga kawasan Gunungsari dan
berbelok ke Kali Bedeng.
Petugas UPTD Pengolahan Air Limbah yang membongkar penutup
inlet menemukan drainase dari depan SMKN 2 Cirebon sampai Gunungsari (Hotel Citradream)
tertutup betonisasi pelebaran Jl Cipto.
Sistem serapan air dari badan jalan seharusnya masuk ke
dalam bak kontrol di setiap jarak 10-20
meter. Bak kontrol tersebut, selain menampung serapan air dari permukaan jalan
juga pembuangan dari gedung dan bangunan-bangunan di sepanjang ruas jalan
tersebut.
Namun, ada beberapa titik bak kontrol justru dibeton
permukaanya. Sehingga petugas harus membongkar betonan untuk bisa membersihkannya.
Dari bak kontrol, air dialirkan ke sungai yang tertutup
beton jalan menggunakan dua buah pipa 2,5 inchi namun banyak yang tidak
berfungsi dan diduga menjadi penyebab banjir di sepanjang permukaan jalan