Penanganan Limbah Batu Alam Kembali Disoal

ilmi-saluran irigasi (7)
KEMBALI DISOROT: Pencemaran limbah batu alam kembali disorot. Mengingat, sudah 10 tahun lebih belum ada penanganan serius oleh pemerintah daerah. FOTO: ILMI YANFAUNNAS/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON
Persoalan limbah batu alam kembali disoal. Pasalnya, tidak sedikit saluran
irigasi tercemar dan mempengaruhi hasil produksi padi. Serikat Petani Indonesia
(SPI) Kabupaten Cirebon pun angkat bicara. Mengingat, penanganan limbah batu
alam belum juga tuntas.

“Pencemaran tersebut lebih dari 10 tahun lamanya. Seperti yang terjadi di Desa Purbawinangun,” kata Sekretaris Majelis Pertimbangan DPC SPI Kabupaten Cirebon, Dedi Supriyatno kepada Radar Cirebon, kemarin (5/3).

Dia
menilai, pencemaran limbah batu alam itu merupakan persoalan klasik yang tak
kunjung selesai ditangani oleh pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan
Hidup. Sementara, sumber air petani untuk mengairi sawahnya terganggu.

Baca Juga:Dobel Data Warga Miskin Masih Ditemukan, Dewan Desak Bupati Perintahkan Dinas Terkait Perbaiki DataPolisi Tangkap Empat Pelaku Curanmor

“Petani
tidak cukup hanya mengandalkan air hujan. Artinya, selama ini petani
memanfaatkan pengairan atau saluran irigasi yang tercemar limbah batu alam.
Karena tidak ada lagi saluran air lainnya untuk dimanfaatkan,” tuturnya.

Dia
mengaku, dengan adanya pencemaran air limbah batu tersebut, tidak sedikit
petani yang mengeluh. Mulai dari tanahnya berubah menjadi putih pada saat
kemarau, mengeras tanah, dan hasil pertanian yang kualitasnya menurun.

“Oleh
karena itu, kami berharap kepada DLH untuk pro aktif menangani persoalan
tersebut. Kasihan petani selama ini hidupnya hanya mengandalkan hasil
pertaniannya,” terangnya.

Dia
menyampaikan, sebelum bergeraknya industri batu alam yang mencemari lingkungan,
sungai, saluran dan irigasi tampak bersih. Bahkan, tidak sedikit warga yang
memanfaatkan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari mencuci baju
dan tempat mandi-mandian.

“Tapi
itu tempo dulu. Sekarang fungsi sungai sudah berubah. Tidak memberikan manfaat
kepada manusia, tumbuhan dan kehidupan di dalam sungai,” pungkasnya. (sam)

0 Komentar