CIREBON-Tidak salah rasanya jika ada yang
mengatakan bahwa Cirebon adalah miniatur bangsa Indonesia. Pasalnya, di Cirebon
ini memiliki banyak suku bangsa, namun tetap bersatu sebagai bagian yang utuh.
Masyarakat Jawa dan Sunda yang telah mendiami lebih dulu, berbaur dengan
bangsa-bangsa pendatang seperti Tionghoa, Arab dan India.
Etnis Tionghoa
sebagai salah satu etnis yang sudah lama mendiami Cirebon ini, tentu sangat
banyak mewarnai sejarah Cirebon ini. Salah satu buktinya adalah keberadaan Wihara
Dharma Sukha atau Kelenteng Hok Keng Tong yang berada persis di belakang Pasar
Kue Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.
Ketua
Yayasan Wihara Dharma Sukha, Kusnadi Halim mengatakan, kelenteng ini merupakan
saksi sejarah ratusan tahun, sejak masa Kesultanan Cirebon silam. Menurutnya,
usia wihara ini sudah 631 tahun atau telah berdiri sejak tahun 1389 Masehi.
“Kalau Kota Cirebon tahun ini berulang tahun ke 651, maka kita disini sudah 631
tahun. Cuma selisih 20 tahun dari berdirinya Kota Cirebon,” tutur Kusnadi
kepada Radar Cirebon, Sabtu (7/3).
Baca Juga:Juve Vs Inter Digelar SeninLaga Prestisius, Preview United vs City
Namun
begitu, kata Kusnadi, kelenteng ini sudah direhab beberapa kali. Perehaban
terakhir dilakukan secara bertahap sejak tahun 2013-2014. Kemudian selesai pada
tahun 2016 lalu.Perehaban ini disambut baik oleh umat kelenteng. Pasalnya
kondisi kelenteng sebelumnya sudah tidak layak lagi digunakan karena kondisi bangunanya
banyak yang sudah menua.
“Sekarang
lebih enak. Umat kelenteng bisa sembahyang dengan lebih nyaman. Tapi kelenteng
disini sudah sedikit sekali umatnya. Kalau yang dari sekitar Plered, bisa
dihitung dengan jari,” lanjutnya.
Kusnadi
menambahkan, berkurangnya umat kelenteng disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya
karena banyak yang alih agama atau karena pindah domisili. Sehingga setiap hari
hari biasa, kelenteng ini terlihat sepi
“Tapi justru umat yang banyak adalah dari luar
kota. Dari Jakarta, Bandung, Tangerang. Bahkan dari Medan juga. Mereka biasanya
yang melakukan ziarah atau wisata religi. Kalau ke Cirebon, pasti menyempatkan
untuk sembahyang disini,” tambahnya.
Menurut
Kusnadi, warga yang biasanya bersembahyang di sana untuk meminta keberkahan kepada
Dewa Fuk Dhe Min Wang yang duduk di altar utama. Dewa ini dipercaya warga