Ada lebih dari 150 bahan pewarna
alami yang digunakan untuk membatik di Batik Story Kriyan. Dari setiap bahan
baku yang diperoleh, akan ditanam sehingga dapat kembali dimanfaatkan. Melalui
itu, membatik dinilai mampu melestarikan lingkungan.
ADE GUSTIANA, Cirebon
KAMPUNG Kriyan Barat, masih melangsungkan pengembangan perluasan
kerja melalui pelatihan membatik. Meski baru berjalan satu tahun, namun
perkembangannya bisa dikatakan lumayan. Masing-masing peserta saling berbagi
ilmu. Selain batik tulis, ada juga batik cap.
“Pewarna alam untuk ditanam agar
bisa kembali dimanfaatkan. Di lain sisi, membatik menggunakan metode ini
termasuk melestarikan alam,” ujar Sri Khoilifah, instruktur membatik yang
berasal dari Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (11/3).
Baca Juga:Daftar Jadi Anggota Polisi Dijamin Gratis dan TransparanFinishing Alun-alun Kejaksan Segera Terealisasi
Sri mengatakan, batik pewarna alam
bukan sesuatu yang baru di Indonesia. Sudah ada sejak tahun 2500 Sebelum Masehi.
Ada beragam keunggulan membatik dengan pewarna alami. Di antaranya berdampak
pada kesehatan karena tidak mengandung bahan kimia.
“Kemudian dengan batik pewarna
alam, semakin lama akan semakin bagus warnanya jika dirawat dengan baik,”
katanya.
Ciri khas dari batik pewarna alam
lain adalah warna yang lebih lembut dilihat. Tidak mencolok, seperti
menggunakan pewarna kimia. “Warna lebih soft sudah menjadi ciri khas, tetapi
tergantung kita juga yang mengkombinasikan,” ungkapnya.
Ada berbagai pewarna alam yang
digunakan. Seperti daun andelem, daun nangka, daun kersen, daun kelengkeng, dan
masih banyak lagi. Pada dasarnya, imbuh Sri, semua daun bisa dimanfaatkan untuk
pewarna batik.
Pelatihan membatik diikuti 20 orang
peserta yang merupakan warga lokal dan dilaksanakan selama 24 hari. Sebagai
langkah awal, Wakil Walikota Cirebon Eti Herawati bersama Kepala Dinas Tenaga
Kerja Agus Sukmanjaya, berkunjung ke RW 17 Kriyan Barat dan membuka
pengembangan kesempatan perluasan kerja melalui pelatihan membatik, beberapa
waktu lalu.
Apa yang dilakukan pemkot merupakan
tindak lanjut dari program yang sebelumnya telah berjalan yang diinisiasi salah
satu lembaga Korea Selatan tahun lalu. Ikon yang identik dengan Batik Story
Kriyan, yakni daun kersen (muntingia calabura). Bahan ini adalah
pewarna dasar alami yang lebih ramah lingkungan.