dampak COVID-19 dengan terukur.
“Kita juga akan menghadapi
bulan Ramadan. Di mana, pergerakan orang akan semakin banyak. Itu juga menjadi
kekhawatiran yang harus kita respons dengan cara yang terukur. Jadi, harus
waspada, tapi rasional, karena kita juga tidak ingin ekonomi tiba-tiba
berhenti,” katanya.
“Maka dari itu, kita juga
siaga ketahanan pangan terutama untuk kaum duafa yang daya belinya kecil jangan
sampai oleh gejolak harga mereka terbebankan dua kali,” tambahnya.
Selain menerapkan proaktif tes
untuk ODP, Pemda Provinsi Jabar akan menguatkan sistem rumah sakit. Salah
satunya menambah jumlah rumah sakit rujukan virus Corona dan menyalurkan alat
pelindung diri (APD) kepada tenaga medis di Jabar.
Baca Juga:SMP Telkom Sekar Kemuning Belajar di Radar CirebonImbas Corona, Pertimbangkan Helat Jabar Bergerak
“Kita menambahi rumah sakit
yang sudah siap di ring dua menjadi sekitar 27,” ucapnya. “Kemudian
kita sudah mengirimkan sesuai kebutuhan, seperti ke Tasikmalaya,”
imbuhnya.
Proaktif tes dalam penanganan
penyebaran COVID-19 mendapat dukungan DPRD Jabar. Salah satunya dari sisi
anggaran. Menurut Kang Emil, jumlah anggaran dari pos Belanja Tidak Terduga
masih dalam pembahasan.
“Dari sisi anggaran juga sudah
didukung oleh DPRD. Angkanya sedang dibahas, jadi belum fix karena biaya itu bukan hanya untuk penanganan COVID-19, sisanya
ada kebencanaan,” katanya.
Kang Emil juga mengimbau
masyarakat Jabar untuk mengurangi aktivitas berjabat tangan. Dia meminta
masyarakat untuk menggantinya dengan menggabungkan kedua telapak tangan di dada
sambil sedikit membungkuk. Hal ini sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19.
(rls)