Namun pihaknya belum bisa memastikan berapa banyak impor beras untuk tahun ini. Ia bilang hal itu akan menjadi ranah Perum Bulog dan pemerintah tak akan membatasi nilainya.
“Karena kan kita sekarang berhadapan dengan situasi yang boleh dikatakan spesial, bukan situasi umum. Kita harus menjaga supaya jangan sampai kita terdampak krisis,” ucap Edi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia tahun 2019 berada di kisaran 31,31 juta ton, lebih rendah 2,63 juta ton atau setara 7,75 persen dari tahun 2018 yang menyentuh 33,94 juta ton.
Baca Juga:Virus Corona Tidak Bisa Diremehkan, Nadiem Ajak Masyarakat Bekerja, Belajar, dan Beribadah dari RumahDiterima Kerja sebelum Lulus Ujian, SMK Salafiyah Plumbon Cetak Lulusan Andal dan Bermutu
Sementara itu, kebutuhan beras hanya 29,6 juta ton per tahun sehingga ada surplus 4,37 juta ton di 2018 dan 1,53 juta ton di 2019.
Sebelumnya, Dirut Perum Bulog Budi Waseso memastikan tak akan impor beras pada tahun 2020. Hal ini mengingat stok beras yang dimiliki masih tergolong besar, yakni 2.249.757 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang tercatat hingga 18 November 2019.
Dari jumlah tersebut, 900 ribu di antaranya merupakan jumlah stok dari hasil impor di tahun lalu. Dari semua persediaan yang ada, difokuskan untuk stok dalam negeri. “InsyaAllah tidak perlu impor hingga 2020,” kata Buwas.(din/fin)