Virus Corona, Banyak Kantor dan Area Publik Tutup

Virus Corona, Banyak Kantor dan Area Publik Tutup
PEZIARAH: Sampai kemarin masih ada 5 bus peziarah yang datang di area makam Gunung Jati. FOTO: ANDRI WIGUNA/RADAR CIREBON
0 Komentar

Pemkab Cirebon tengah
gencar melakukan pencegahan potensi penyebaran virus corona. Salah satu langkah
yang diambil adalah menutup sementara kompleks makam Sunan Gunung Jati di Desa
Astana. Pemdes ingin dibicarakan lagi, sementara pemkab menyatakan siap
memberikan kompensasi.

ANDRI WIGUNA & SAMSUL HUDA, Cirebon

PENUTUPAN
sedianya dilakukan mulai Selasa (17/3). “Kita sudah silaturahmi dengan
perwakilan Keraton Kasepuhan dan Kanoman. Kita minta agar Gunung Jati ditutup
sementara. Alhamdulillah sudah ada respons baik. Mereka sudah merestui,” ujar
Bupati Cirebon Drs H Imron MAg, kemarin.

Imron menyebut langkah
antisipasi sudah diambil oleh dinas kesehatan dengan menurunkan tim medis untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan bagi para juru kunci dan bekel di area makam
Gunung Jati. Para juru kunci dan bekel tersebut, kata Imron, sangat rentan
terpapar virus corona karena melakukan kontak dengan banyak pengunjung dari
berbagai daerah.

Baca Juga:Sweeping Antisipasi Penyebaran Corona, Satpol PP masih Temui Pelajar Berkeliaran di MalRS Pertamina-Hotel Patra Dijadikan RS Khusus, Pemda Boleh Tetapkan Status Darurat

“Kita lakukan pemeriksaan di tempat. Tim kita turunkan ke lokasi, lalu kita lakukan pemeriksaan. Pemeriksaan meliputi pengecekan suhu tubuh, tensi darah, dan lain-lainnya. Sejauh ini hasilnya bagus, tidak ada yang sakit,” kata bupati.

BERDOA: Pengunjung berdoa di depan situs Lawanggede kompleks makan Sunan Gunung Jati, Selasa (17/3). FOTO: ANDRI WIGUNA/RADAR CIREBON

Sementara itu, koordinasi
yang dilakukan oleh Pemkab Cirebon dan pihak keraton rupanya tidak melibatkan
Pemdes Astana yang secara geografis kompleks wisata religi Gunung Jati. Kuwu
Astana Nuril Anwar mengaku sudah mengetahui informasi rencana penutupan area
wisata religi Gunung Jati.

Namun informasi tersebut
ia terima bukan secara resmi dari Pemkab Cirebon ataupun pihak keraton,
melainkan baru dari media. “Saya baru denger dari media, resminya belum tahu. Jadi
saya belum bisa pastikan. Harapan saya ada tembusan ke pemdes biar kita bisa beri
pengertian ke masyarakat atau pengunjung. Karena berbicara menutup Gunung Jati
berarti menyangkut hajat hidup orang banyak,” ujar Nuril.

Banyak warga dan pedagang
yang menanyakan ihwal rencana penutupan tersebut. Ia pun mengaku tidak bisa
memberikan jawaban pasti. “Kalau yang nanya banyak, tapi kita belum bisa kasih

0 Komentar