Kepulangan para perantau tersebut mendapat perhatian Bupati Kuningan Acep Purnama. Ia meninjau langsung proses pendataan dan sterilisasi yang dilakukan petugas. Acep pun mengaku tidak bisa berbuat banyak atas kondisi itu. Sekalipun sudah melakukan banyak imbauan bagi para perantau agar tidak pulang kampung, namun ternyata para perantau tersebut memilih pulang kampung.
“Di luar perkiraan, ternyata sangat banyak saudara-saudara kita pulang kampung gara-gara corona. Sebagai antisipasinya, kami buatkan tenda check point yang akan mendata asal mereka, kondisi kesehatannya, sekaligus penyemprotan disinfektan sebagai upaya mencegah virus corona,” ungkap Acep.
Acep tampak didampingi Kapolres AKBP Lukman Syafri Dandel Malik, Dandim 0615 Letkol Czi Karter Joyi Lumi dan Ketua DPRD Nuzul Rachdy. Menurut Acep, pihaknya akan meninstruksikan kepada para kepala desa (kades) agar melakukan antisipasi serupa. Yakni melakukan pendataan setiap perantau yang pulang kampung dan mengharuskan para perantau melakukan karantina mandiri selama 14 hari ke depan.
Ia juga akan meminta Karang Taruna di desa-desa agar terlibat dalam sosialisasi dan advokasi tentang cegah corona. “Karena pada dasarnya mereka yang datang dari daerah merah corona seharusnya menjalani karantina mandiri selama 14 hari. Bila dalam kurun waktu dua kali masa inkubasi itu mengalami gejala-gejala, agar langsung menghubungi perangkat desa setempat atau puskesmas agar mendapat penanganan sesuai alur yang berlaku. Ini demi keamanan dan keselamatan kita bersama,” imbau Acep.
Ia juga mengimbau kepada seluruh perantau untuk selalu menjaga kesehatan dengan cara melakukan pola hidup sehat, sering mencuci tangan, jaga jarak aman dengan orang lain. Dan yang terpenting tetap di dalam rumah selama masa darurat wabah corona.Terkait kemungkinan lockdown, Acep mengatakan hal tersebut harus melalui kajian yang mendalam dan menunggu instruksi dari pusat.
Namun demikian, kata Acep, jika melihat kondisi sekarang, di mana banyak perantau yang pulang ke Kuningan, maka kebijakan lockdown sangat tidak mungkin dilakukan. “Kita memprediksi arus mudik para perantau ini masih akan terjadi hingga lima hari ke depan, sehingga tidak mungkin kita lakukan lockdown. Tapi kalau untuk lockdown lokal saya rasa perlu dilakuan. Namun harus melalui proses kajian yang matang terlebih dahulu,” ujar Acep.