Semi lockdown, kata Masroni, menjadi langkah yang lebih tepat dibandingkan melakukan lockdown total, sehingga tidak mengganggu aktivitas warga lainnya. “Tapi kita menunggu perkembangan jika dianggap perlu lockdown total kita bersama Karang Taruna dan BUMDes siap. Ini jadi wujud kesiapan dan keseriusan kita dalam mencegah Covid-19. Corona ini masalah serius. Bukan saja urusan pemerintah pusat, provinsi, atau kabupaten, tapi juga di desa,” tukasnya.
Sementara H Rudi sebagai tokoh pemuda mengatakan semi lockdown adalah langkah tepat diambil pemerintah desa melihat banyak masyarakat desa yang merantau di daerah yang sekarang dinyatakan sebagai zona merah Covid-19. Apalagi saat ini bulan April di Kalensari akan memasuki masa panen raya.
“Sekarang kan daerah zona merah aktivitas di sana sudah mulai dibatasi. Pedagang mulai resah, ya bisa jadi karena di daerah rantauan tidak ada pemasukan, maka milih pulang. Ini langkah yang saya nilai bagus, karena desa ikut proaktif melindungi warga dari virus corona,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Ketua BUMDes Kalensari Agus Saeful Rohman. Untuk menyukseskan program semi lockdown, Karang Taruna bersama BUMDes melakukan berbarbagai persiapan. Mulai pembuatan portal dan persiapan penjagaan.
“Kita bikin empat portal yang dipasang di empat titik batas akses masuk desa dan dijaga petugas mulai sore ini (kemarin) dari pukul enam sore sampai enam pagi. Jika ada warga Kalensari yang baru pulang kita periksa kita arahkan isolasi diri selama 14 hari ke depan, tidak boleh keluar. Jika kondisi perkembangan corona semakin bahaya, mungkin kita bersama pemdes harus lakukan lockdown total,” tandasnya.
Penerapan semi lockdown juga terpantau dilakukan di Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka. Warga memberlakukan satu pintu akses masuk-keluar desa. Pemberlakuan itu selama tiga hari. dimulai sejak Minggu (29/3) hingga hari ini Selasa (31/3).
Langkah tersebut diambil karena adanya informasi kedatangan ratusan perantau dari sejumlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya dan lainnya. Termasuk buruh migran. Ketua BPD Lengkong Kulon Soepardi SPd mengatakan hanya satu akses, yakni di pintu utama. Pihaknya memberlakukan pemeriksaan bagi warga yang baru datang dari luar kota, di mana tidak diizinkan langsung pulang ke rumah.